GUNUNGKIDUL – Desa Gari, Kapanewon Wonosari, Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, merupakan sentra perajin bonsai. Di wilayah kalurahan ini ada sekitar 40 perajin bonsai yang tergabung dalam Seniman Dongklak Desa Gari.
Para perajin bonsai itu selama bulan Ramadan 1443 Hijriyah menggelar Bursa Seniman Dongklak Desa Gari di Pasar Ekologi Argo Wijil Desa Gari. Ada ratusan bonsai dari berbagai jenis pohon yang dipajang dan ditawarkan ke masyarakat, khususnya para penggemar bonsai.
Karya bonsai yang ditawarkan ke pengunjung, antara lain dari pohon serut, asem, sancang, walut laut, walut gunung, hokianti micro, ulmus micro, Sakura micro, loa, kimeng (ficus), amplas/rampelas, dolar, dan asoka. Bonsai itu sudah dilengkapi media tanam dan batu alam khas Gunungkidul.
Andri, salah satu tokoh Seniman Dongklak Desa Gari, memajang bonsai serut berumur 15 tahun yang dibandrol Rp 4,5 juta. Selain itu juga menjual bahan bonsai dengan harga murah meriah. “Harganya mulai dari puluhan sampai ratusan rupiah,” ujar Andri saat ditemui Wiradesa di Pasar Ekologi Argo Wijil, Sabtu (23/4/2022) malam.

Seniman dongklak yang tinggal di Padukuhan Gondangrejo RT 04 RW 20 Kalurahan Gari ini mengungkapkan karya bonsai dari Gari memiliki ciri khas. Karena bonsainya dipadukan dengan bebatuan yang alami, sehingga bonsainya tampak indah, dan berkarakter.
Keindahan itu terlihat pada lilitan akar pada bebatuan, dan cabang-cabang pohon yang melingkar berpadu dengan karakter batu dan media tanam. Semakin alamiah dan berkarakter, harganya semakin tinggi. Apalagi jika jenis bonsainya banyak dikenal para penggemar bonsai dan diketahui kolektor bonsai, harganya semakin melambung.
Sedangkan seniman dongklak lainnya, Paimo mengungkapkan sudah ratusan bonsai karyanya yang terjual di pasaran. Perajin yang melabelkan karyanya bernama Paimo Bonsai mematok harga bonsai relatif murah. Penggemar tinggal memilih bonsai yang sudah jadi atau bahan bonsai. Ada berbagai jenis pohon bonsai yang dipajang di rumahnya Padukuhan Gondangrejo RT 03 RW 20 Gari.

Andri, Paimo, dan para seniman dongklak, berharap Pemerintah Kalurahan Gari menyediakan lahan khusus untuk mendisplai karya-karya perajin bonsai. Jika nanti sejumlah tempat, seperti Wana Locita, Omah Obong, Kaliripan, Alun-alun Gari, Argo Wijil, dan lainnya menjadi obyek wisata yang ramai dikunjungi wisatawan, maka perlu ada rest area yang di lokasi itu disediakan tempat untuk memajang aneka bonsai karya Seniman Dongklak.
Keinginan para Seniman Dongklak mendapat respons positif Lurah Gari Widodo. Pihak aparat pemerintah kalurahan mengupayakan tempat khusus untuk bursa bonsai karya Seniman Dongklak. Saat ini bisa memanfaatkan tempat di Pasar Ekologi Argo Wijil. Nanti kalau potensi wisata desa Gari sudah berkembang, ada tempat khusus untuk menawarkan bonsai karya Seniman Dongklak Desa Gari kepada wisatawan. (Ono Jogja)








