Gunjiyar Berkreasi Bikin Wayang Bathok

Gunjiyar dan wayang bathok karyanya. (Foto: Wiradesa)

BANTUL – Pesanan berbagai barang kerajinan masih mengalir kepada Gunjiyar. Dari yang pengerjaannya rumit dan makan waktu hingga yang simpel dan tak butuh waktu lama penggarapannya.

“Sekarang lagi membuat pesanan kenthongan untuk aksesoris rumah Jawa. Terbuat dari kayu nangka. Baru tiga hari pengerjaan,” ucap Gunjiyar, tukang bikin aneka kerajinan, warga Krebet RT 04 Sendangsari, Pajangan.

Berbagai barang kerajinan, patung dan ukiran sanggup ia kerjakan. Anyaman, membuat patung semar, nyungging atau mewarnai wayang, bikin wayang dari bahan tempurung kelapa, hingga wayang klithik. Di ruang kerja tersimpan sejumlah koleksi wayang bathok, patung pandai besi, patung orang menjalankan wluku di sawah, patung orang menenun. “Berbagai kerajinan selain dipesan para penikmat seni, juga dipesan kalangan museum,” terang Gunjiyar kepada wiradesa.co, Rabu 1 Maret 2023.

Jenis kayu secang, jati, kayu nangka, galih asem, dipakai sebagai bahan baku termasuk untuk membuat pesanan karakter wayang golek. Gunjiyar bercerita, dia termasuk orang pertama di Krebet yang menggeluti kerajinan, ukir dan patung.

Baca Juga:  Produk Kerajinan Anyaman Bambu Desa Jatimulyo Tembus Pasar Bali

“Mulainya sekitar awal 1980-an. Tak sengaja menekuni kerajinan. Ceritanya sepulang kerja di pabrik mie di Bantul, kaki digigit ular. Bengkak dan sakit sampai 39 hari. Terparah dua mingguan tak bisa apa-apa. Berdiri saja tak mampu. Di sela istirahat memulihkan kondisi, mengisi waktu natah bikin patung semar dari kayu nangka sisa bangunan,” kisahnya.

Tanpa disangka, hasil tatahan patung karyanya laku terjual. Ia kemudian makin intens mengembangkan usaha kerajinan hingga kini. Dulu awal menekuni patung ia juga diminta mengisi ekstrakurikuler kerajinan di SMP Negeri Pajangan.

“Kesibukan saat ini tak begitu kentara. Anak-anak pun meminta agar saya tak terlalu menguras tenaga. Tapi pesanan kerajinan selalu ada,” tukasnya sambil menunjuk garapan pipa rokok hasil ukirannya. Ia juga menunjukkan karya pesanan yang belum diambil seperti patung semar kecil, wayang golek, dan lainnya.

Gunjiyar menuturkan, dari kerajinan, sebagian besar rezekinya berasal. Ia mencontohkan wayang golek galih asem dengan kerumitannya dihargai Rp 6,5 juta, wayang bathok dengan satu paket lakon Ande-ande Lumut sebanyak 60 karakter tokoh satuannya ia lepas harga Rp 1,5 juta.

Baca Juga:  Masyarakat Jogja di Kendari Perlu Gamelan

Sejumlah pihak pernah memesan satu set lengkap wayang bathok. Bahkan satu pesanan berasal dari Jepang. Pesanan juga datang dari Museum Sonobudoyo dan pesanan perorangan. Dari penghasilan membuat kerajinan pula Gunjiyar membangun satu bangunan sanggar seni tari cukup luas di belakang rumahnya.

“Salah satu anak mengajar tari. Maka tahun kemarin membangun sanggar. Kebetulan ada rezeki dari pesanan wayang bathok dan lainnya,” ujarnya. (Sukron)

Tinggalkan Komentar