KEBUMEN-Bisnis jual beli kambing ditekuni Nur Kholik. Warga Pelem Petanahan RT 2 RW 2 Petanahan Kebumen terbilang tekun. Ia rutin kulakan kambing ke peternak dan petani di desa-desa di Kebumen lalu menjualnya ke pasar atau kepada siapa pun yang butuh kambing.
“Awal dagang kambing karena memang melihat adanya peluang. Di luar kebutuhan saat Idul Adha untuk kambing kurban, masih banyak kebutuhan kambing. Misalnya untuk memenuhi kebutuhan warung sate dan gulai kambing, kambing akikah, hingga kambing untuk keperluan hajatan. Ada juga yang beli kambing buat diternak dibesarkan,” kata Kholik ditemui di rumahnya, Minggu 28 Juli 2024.
Jenis kambing yang dipilih Kholik pun beragam. Gibas, wedus gembel atau domba, topongan, texel, kambing garut. Ia kulak kambing dengan harga bervariasi. Tergantung jenis, bobot, postur. “Jika spek bagus, cempe putus susuan jantan antara Rp 1,5 sampai Rp 2 juta. Yang kualitas biasa antara Rp 800 sampai Rp 1,2 juta,” katanya.
Kambing kualitas bagus dilihat dari postur, bobot dan indukan. Demi perputaran usaha jualan kambing yang lancar, Kholik mengaku tak terlalu banyak ambil untung. Per ekor kambing ia hanya ambil untung sekitar Rp 100 ribu. Dalam sebulan setidaknya bisa jual 30 kambing, bisa lebih tergantung kebutuhan pasar. Ia terbiasa pergi dagang kambing ke sejumlah pasar hewan di Kebumen.
“Untung berapa pengeluaran berapa tak menghitung rinci. Asal sudah ada sedikit margin untung ya dilepas. Dengan begitu perputaran usaha lebih cepat. Bisa beli pakan,” jelasnya.
Pakan kambing yang dibeli misalnya rendeng (tanaman kacang hijau) dan rumput odot. “Sehari belanja pakan antara Rp 50 sampai Rp 100 ribu,” kata Kholik, pemilik Family Domba.
Selain membawa kambing ke pasar, di rumah ia punya kandang untuk singgah kambing sebelum dijual. Ukuran kandang kayu berbentuk panggung lebar depan 0,5 meter, samping ukuran 1,5 meter. Tinggi dari lantai sampai atap sekitar 2 meter. Sedangan lantai ke tanah sekitar 0,5 meter. Kholik punya 24 kandang. Sedangkan hari itu dia punya stok 12 kambing. Dari hasil dagang kambing Kholik bisa membiayai anak-anaknya sekolah dan masuk kuliah. Ia juga berhasil melunasi cicilan mobil pick up pengangkut kambing seharga Rp 120 juta.
“Kalau kerja sudah pernah coba lainnya, tapi di jualan kambing paling bertahan lama,” kata Kholik yang menilai masa laris jualan kambing diantaranya habis musim panen kacang hijau, saat pakan kambing melimpah. (Sukron)