YOGYAKARTA – Inflasi DIY mengalami akselerasi pada Oktober 2021 pascapenurunan level PPKM. Berdasarkan hasil rilis BPS, inflasi DIY Oktober tercatat 0,24% (mtm) setelah sebelumnya pada September mengalami deflasi 0,17% (mtm). Secara tahunan inflasi DIY Oktober 2021 berada pada level 1,75% (yoy), tertinggi selama 2021. Meski demikian, capaian inflasi kumulatif (Januari-Oktober) DIY baru mencapai 1,12% (ytd).
“Dengan kondisi ini, kami memperkirakan inflasi DIY 2021 akan berada di bawah target sasaran 3¬+1%,” kata Asisten Direktur BI DIY Rifat Pasha. Kenaikan inflasi menjadi pertanda positif yang mengindikasikan perbaikan ekonomi pascarelaksasi pembatasan mobilitas. Terkendalinya laju penyebaran gelombang kedua Covid-19 sejak pertengahan Oktober 2021 menyebabkan seluruh wilayah DIY mengalami penurunan level PPKM ke level 2. Kondisi ini mendorong peningkatan aktivitas ekonomi masyarakat dan optimisme konsumen.
Ditambahkan, hasil Survei Konsumen (SK) Bank Indonesia mencatat level tertinggi Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) pada Oktober 2021 sebesar 135,6 poin. Tertinggi selama masa pandemi setahun terakhir.
Peningkatan inflasi Oktober didorong oleh peningkatan permintaan domestik dan global ditengah siklus musim tanam dan siklus pendidikan. Di tengah peningkatan permintaan, komoditas hortikultura seperti aneka cabai mulai memasuki siklus masa tanam setelah melewati masa puncak panen raya di penghujung triwulan III lalu. Pasca berakhirnya masa panen raya, harga aneka cabai berangsur naik dan diperkirakan berlanjut hingga beberapa bulan ke depan.
“Dari sisi global, krisis energi di Eropa mengerek harga minyak mentah dunia yang berimbas pada kenaikan harga CPO global dan berimbas pada kenaikan harga minyak goreng. Sementara untuk kelompok pendidikan, meski pembelajaran masih didominasi oleh daring, namun ekspektasi pemulihan ekonomi dan potensi pembelajaran tatap muka dalam waktu dekat mendorong inflasi pendidikan,” ungkap Rifat Pasha. (*)