PURWOKERTO – Purwokerto dan Cilacap tercatat mengalami inflasi, pada Oktober lalu. Yaitu masing-masing sebesar 0,35 persen (mtm) dan 0,23 persen (mtm). Diketahui, pada periode ini, seluruh kabupaten dan kota IHK di Provinsi Jawa Tengah mengalami inflasi.
Hal itu dijelaskan oleh Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Purwokerto Samsun Hadi, dalam siaran persnya Rabu, 3 November 2021.
Ditambahkan, secara tahunan, inflasi di Purwokerto dan Cilacap tercatat masing-masing sebesar 1,76 persen (yoy) dan 1,43 persen (yoy), berada di bawah rentang target inflasi sebesar 3±1 persen.
“Secara umum, Purwokerto dan Cilacap tercatat mengalami inflasi bulanan yang cukup tinggi dan berada di atas angka inflasi nasional,” ujarnya.
Dijelaskan, Inflasi pada kedua daerah didorong oleh meningkatnya harga beberapa komoditas pangan strategis pada kelompok Makanan, Minuman, dan Tembakau. Seperti aneka cabai dan daging ayam ras seiring permintaan pasar terhadap komoditas tersebut yang menguat.
“Permintaan pasar tersebut salah satunya dipengaruhi oleh permintaan dari Horeka (Hotel, Restaurant, Kafe) yang operasionalnya berangsur normal paska pelonggaran PPKM,” lanjutnya.
Di sisi lain, inflasi lebih tinggi tertahan oleh harga telur ayam ras yang terpantau masih melemah. Serta penurunan harga emas perhiasan sejalan dengan penurunan harga emas dunia.
Perkembangan Inflasi di Purwokerto
Pada Oktober 2021, Purwokerto mengalami inflasi sebesar 0,35 persen (mtm) atau 1,76 persen (yoy) dan 1,03 persen (ytd). Inflasi terutama bersumber dari peningkatan harga pada kelompok Makanan, Minuman dan Tembakau dengan andil sebesar 0,24 persen (mtm).
Dilihat dari komoditasnya, yang menjadi penyumbang inflasi terbesar pada periode ini adalah komoditas minyak goreng, cabai merah, beras, upah asisten rumah tangga dan cabai rawit.
Di sisi lain, tekanan inflasi yang lebih tinggi tertahan oleh inflasi pada kelompok Informasi, Komunikasi dan an Jasa Keuangan yang memberikan andil sebesar -0,001 persen (mtm).
“Adapun komoditas yang memberikan andil penurunan harga pada periode ini adalah telur ayam ras, buah naga, emas perhiasan,tomat, dan labu siam,” katanya.
Secara tahunan, Purwokerto tercatat mengalami inflasi sebesar 1,76 persen (yoy). Inflasi tersebut relatif terkendali dan berada di bawah rentang sasaran inflasi 2021 sebesar 3%±1 persen (yoy). Capaian inflasi tahunan pada bulan Oktober 2021 lebih rendah dibandingkan rata-rata historis inflasi bulan September dalam dua tahun terakhir (2019 s.d 2020) yang sebesar 1,87 persen (yoy).
Perkembangan Inflasi di Cilacap
Pada periode yang sama, Cilacap juga tercatat mengalami inflasi sebesar 0,23 persen (mtm) atau 1,43 persen (yoy) dan 0,69 persen (ytd). Inflasi utamanya bersumber dari peningkatan harga kelompok Makanan, Minuman Dan Tembakau yang memberikan andil sebesar 0,16 di persen (mtm). Adapun komoditas yang menjadi penyumbang inflasi tertinggi adalah daging ayam ras, minyak goreng, cabai merah, sabun detergen bubuk, dan pipa.
Di sisi lain, kelompok Perawatan Pribadi Dan Jasa Lainnya menjadi kelompok yang menahan inflasi lebih tinggi, dengan andil -0,01 persen (mtm). Penurunan harga terutama disumbangkan oleh telur ayam ras, tomat, terong, labu siam, dan emas perhiasan.
Secara tahunan, Cilacap tercatat mengalami inflasi sebesar 1,43 persen (yoy). Inflasi tersebut relatif terkendali dan berada di bawah rentang sasaran inflasi 2021 sebesar 3%±1 persen (yoy). Capaian inflasi tahunan pada bulan Oktober 2021 juga lebih rendah dibandingkan rata-rata historis inflasi bulan September dalam dua tahun terakhir (2019 s.d 2020) yang sebesar 1,66 perseb (yoy).
Inflasi Purwokerto dan Cilacap pada tahun 2021 diperkirakan terkendali dan berada di dalam rentang sasaran target inflasi 3±1 persen. (Prima Intan DI)