Kampanye Lawan Kerusakan Lingkungan Purbalingga Lewat Sastra

Aktivis lingkungan di Kabupaten Purbalingga terus bergerak melestarikan alam (Foto: Wiradesa)

PURBALINGGA – Aktivis lingkungan di Kabupaten Purbalingga terus bergerak, untuk melestarikan alam di wilayah Kabupaten Purbalingga. Tak hanya lewat aksi nyata dan sosialisasi, kampanye melawan kerusakan lingkungan dan hutan. Para aktivis juga melakukan kampanye melalui karya sastra, salah satunya, cerita pendek berjudul Kasan Wolu, karya Teguh Pratomo.

“Cerpen ini merupakan bentuk kemarahan saya terhadap kerusakan lingkungan yang terjadi di Purbalingga,” ujar Teguh Pratomo, Rabu 31 Maret 2021.

Menurut Teguh yang merupakan anggota Perhimpunan Pegiat Alam (PPA) Gasda, salah satu kerusakan yang masif terjadi di kawasan Pegunungan Sisik Naga, benteng hutan alam terakhir di Purbalingga. “Di kawasan hutan alam itu ada cerita mengenai Suku Pijajaran atau Wong Alas Carang Lembayung yang salah satu tokohnya adalah Kasan Wolu,” ujarnya.

Teguh menjelaskan, lewat karyanya dia ingin menokohkan seorang Kasan Wolu yang marah selayaknya dirinya akan kerusakan hutan yang terjadi di sekelilingnya. “Para perusak hutan saya gambarkan dengan empat perumpamaan yaitu para pemanggul kapak, para pembawa panah, perambah dan kekasih yang pura-pura,” katanya.

Baca Juga:  Tiga Macam Masakan Ikan Terkenal di Kendari

Menurutnya pemanggul kapak adalah simbolisasi dari pembalak liar, pembawa panah simbol dari pemburu liar, perambah adalah perambah hutan dan kekasih yang pura-pura adalah orang yang mengaku pecinta alam namun justru malah berlaku sebaliknya.

Dia menambahkan, sebenarnya hutan memiliki kemampuan untuk menyembuhkan dirinya sendiri jika kerusakan yang terjadi itu secara alamiah. Menurutnya, yang sulit disembuhkan jika kerusakan sistematis akibat tingkah laku manusia yang dibiarkan begitu saja. “Kita harus melawan itu dan saya mencoba melawan dengan karya sastra,” lanjutnya.

Sebagai informasi, karya Kang Toge sebelumnya cerpen berjudul ‘Perempuan yang Membakar Aksara’ terpilih sebagai penerima penghargaan dalam Anugerah Sastra Banyumas Raya Anargya Serayu Penawara. (Prima Intan DI)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *