Kampleng, Penyandang Disabilitas Mandiri dari Dusun Sipentul

Kampleng bersama dengan Bupati Purbalingga. (Foto: Wiradesa)

PURBALINGGA – Kampleng (42), warga RT 2 RW 5 Dusun Sipentul, Desa Gunungwuled, Kecamatan Rembang, terlihat sumringah. Dia terlihat gembira menyambut rombongan Bupati Purbalingga Dyah Hayuning Pratiwi di rumah barunya, hasil program rehab rumah tidak layak huni (RTLH) yang dilaksanakan oleh Palang Merah Indonesia (PMI).

Sebelum direhab oleh PMI dan didukung Bazda, serta sumbangan perangkat desa setempat, Kampleng menempati gubuk yang sangat tidak layak huni dan terancam bahaya tanah longsor. Lokasi Dusun Pentul sendiri terletak pelosok dan di daerah rawan bencana tanah longsor.

Kepala Desa Gunungwuled Latif mengatakan, awal mula direhabnya rumah milik Kampleng atas dasar keprihatinan kondisinya yang merupakan penyandang disabilitas. Dia juga harus merawat kakak kandung perempuannya, Kiptiah yang sakit stroke. Kondisi rumah miliknya terlihat tidak ayak untuk ditinggali.

Latif akhirnya menghubungi berbagai pihak termasuk Palang Merah Indonesia (PMI) Purbalingga. “Akhirnya PMI menggandeng Bazda, serta didukung perangkat desa hingga terkumpul uang Rp 58 juta untuk membangun rumah Kampleng yang lebih layak. Sedangkan, untuk seisi perabotan rumah, dibantu dari Bank Artha Perwira dan BPRS Buana Mitra Perwira Purbalingga,” katanya.

Baca Juga:  Pemkab Purbalingga Antisipasi Lonjakan Wisatawan, Saat Libur Nataru

Diungkapkan olehnya, Kampleng merupakan penyandang disabilitas yang mandiri. Meski, kadang dibantu tetangganyauntuk memenuhi kehidupan sehari-hari. Kampleng yang tidak memiliki istri, dalam kesehariannya tak mau hanya mengandalkan bantuan tetangganya. “Dia mulai membuat kerajinan dari kayu seperti keris, miniatur alat pertanian dan mainan kayu lainnya,” ungkapnya.

Latif mengungkapkan, meski secara fisik tubuhnya tidak sempurna, namun Kampleng memiliki semangat untuk hidup dan berusaha.

Bupati Purbalingga Dyah Hayuning Pratiwi mengaku kagum dengan semangat Kampleng untuk menjalani kehidupan. Kondisi fisik tak menghalanginya untuk terus menjalankan usaha yang diberi nama Bekatul (Berkah Karya Pentul).

“Kampleng tadi menyampaikan perlu bantuan peralatan pertukangan kayu. Kami akan mewujudkan permintaan Kampleng agar bisa mendukung kerjanya lebih baik lagi,” katanya. (Prima Intan DI)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *