KULONPROGO – Komunitas ketjilbergerak membangun padepokan di Boro, Karangsewu, Galur, Kulonprogo, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Bangunan joglo, kantor, dan penginapan itu dirancang untuk kegiatan para aktivis desa dari berbagai daerah di Indonesia.
“Kami membangunnya secara bertahap. Saat ini yang sudah berdiri baru bangunan joglo dan kantor,” ungkap Greg Sindana, Founder ketjilbergerak, kepada Wiradesa, Rabu 23 Maret 2022. Itu saja belum sempurna. Temboknya belum diplester.
Menurut Greg, pembangunan pandepokan ketjilbergerak dijalankan dengan ‘alon-alon waton kelakon’. Sedikit-sedikit asal jadi. Modal awal pembangunan dari tabungan pribadi sebesar Rp 15 juta. Kemudian tukangnya diserahkan warga sekitar.
“Biaya tukang dari honor berbagai kegiatan, jasa terjemahan, musik, dan lainnya. Alhamdulillah kok ya selalu ada untuk membayar tukang setiap minggunya,” ujar Greg Sindana.
Meski belum jadi 100 persen, tetapi sudah ada beberapa aktivis penggerak desa di Yogyakarta dan sekitarnya yang datang dan berdiskusi di Padepokan ketjilbergerak. Mereka merasa nyaman ada tempat untuk berkumpul, bertukar pikiran dan berdiskusi tentang persoalan desa.
Nantinya selain ada bangunan joglo, kantor, dan penginapan, Padepokan ketjilbergerak juga akan dilengkapi kebun, kolam, dan kandang. Rencananya kebun akan ditanami berbagai jenis sayuran, seperti sawi, terong, lombok, bayam, dan lainnya. Sedangkan kolamnya untuk memelihara lele dan nila. Sedangkan kandangnya untuk ayam.
“Jadi nanti teman-teman kalau berkumpul bisa masak sendiri dari hasil kebun, kolam, dan kandang di Padepokan ketjilbergerak,” tegas Greg Sindana. Semoga pembangunan Padepokan ketjilbergerak bisa bermanfaat bagi warga desa, dan para aktivis penggerak desa, serta berbagai pihak yang peduli dengan pembangunan perdesaan. (*)