SLEMAN-Bupati Sleman Kustini Sri Purnomo menyerahkan hadiah Lomba Tanam Timun Baby Piala Bupati Sleman Tahun 2024 bertempat di Pendopo Rumah Dinas Bupati, Jumat (28/3/2024).
Kelompok Wanita Tani (KWT) Teratai Mekar Condongcatur berhasil meraih juara 1 Lomba Tanam Timun Baby, Juara 2 KWT Sekar Dadi Jagalan Margodadi Seyegan, Juara 3 KWT Makmur Sejahtera Depok Ambar Ketawang Gamping, Juara 4 KWT Ngudi Mulyo Bandan Sendangsari Minggir, Juara 5 KWT Berkarya Jetis Sumberarum Moyudan dan Juara 6 KWT Sekar Sari Rajek Wetan Tirtoadi Mlati sedangkan Juara kategori tertentu yaitu KWT Sekar Arum, Malangan Sumberagung Moyudan untuk kategori Pengendalian OPT.
Masing masing juara mendapatkan trofi, sertifikat dan uang pembinaan. Juara 1 berhak menerima uang pembinaan sebesar Rp. 7 juta, juara 2 sebesar Rp. 6 juta, juara 3 sebesar Rp. 5 juta, juara 4 sebesar Rp. 4 Juta, juara 5 sebesar Rp. 3 juta dan juara 6 memperoleh uang pembinaan sebesar Rp. 1,5 juta.
Dalam sambutannya Kustini Sri Purnomo mengapresiasi kepada pemenang yang telah berpartisipasi dalam lomba tanam timun baby. Penyelenggaraan lomba tanam timun baby ini merupakan salah satu upaya Pemkab Sleman melalui Dinas Pertanian, Pangan dan Perikanan untuk KWT dalam meningkatkan produksi sayuran Kabupaten Sleman di kala off season.
“Dari hasil lomba terlihat bahwa hasil tanam timun baby yang dilakukan oleh KWT di Sleman telah sesuai kebutuhan pasar, baik dari segi kuantitas maupun kualitas,” ungkapnya.
Bupati Sleman berharap prestasi yang telah diraih para pemenang lomba dapat menjadi motivasi bagi KWT lain yang berada di Sleman untuk lebih optimal dalam membudidayakan timun baby.
Sementara itu, Plt. Kepala Dinas Pertanian, Pangan dan Perikanan Kabupaten Sleman, Suparmono dalam laporannya menyampaikan, penyelenggaraan lomba tanam timun baby tahun ini berbeda dengan tahun sebelumnya. Kali ini, selain timun baby, gambas dan jipang juga menjadi komoditas yang ditanam dan dinilai. Lomba dimulai 18 November 2023 sampai 19 Maret 2024 diikuti 153 KWT dari 17 kapanewon di Sleman.
“Penilaian dilakukan oleh tim juri yang terdiri dari unsur petugas lingkup Dinas Pertanian, Pangan dan Perikanan Kabupaten Sleman serta praktisi ahli budidaya hortikultura. Adapun kriteria penilaian lomba yaitu performa tanaman, produktivitas, komitmen dan estetika serta administrasi,” jelasnya.
Lebih lanjut, Suparmono menuturkan luas lahan yang dilombakan yaitu 47.729 meter persegi. Sampai akhir masa panen, produksi sayuran di lahan lomba telah mencapai 113.007,2 kg dengan rincian komoditas timun baby sebanyak 109.232,8 kg, gambas 3774,4 kg dan jipang 12 kg.
“Dari data yang masuk, meski tanam saat off season, rata-rata KWT peserta lomba bisa panen timun baby sebanyak 27 kali dan angka panen terbanyak yaitu 45 kali,” ungkapnya.
ditambahkan Suparmono dalam prosesnya para peserta lomba menghadapi berbagai tantangan seperti iklim esktrem, curah hujan dan intensitas serangan OPT yang sangat tinggi. Tidak hanya itu, harga pasar yang anjlok juga menjadi satu masalah yang harus dihadapi para peserta.
“Lomba ini nyata-nyata memberi kontribusi pada peningkatan pendapatan petani, terbukti hasil rekapitulasi penjualan sayuran KWT peserta lomba mencapai Rp. 396.447.636,-,” tutupnya.
Ketua KWT Teratai Mekar Padukuhan Dabag Condongcatur, Ida Halimah saat menerima hadiah sebagai Juara 1 sanggat bangga atas prestasi yang diperoleh KWT-nya.
“Alhamdulillah, Terimakasih kepada pemerintah Kalurahan Condongcatur, penyuluh pertanian yang telah memberikan pendampingan dan pembinaan selama ini, juga berkat kekompakkan anggota KWT yang luar biasa serta berkat doa , support dan dukungannya masyarakat, akhirnya mendapat hasil yang terbaik. Maju dan sukses untuk Kelompok Tani Condongcatur dan Kabupaten Sleman,” ucapnya.
Terpisah Lurah Condongcatur Reno Candra sangaji S.IP, M.IP bangga dan mengucapkan terimakasih atas capaian salah satu KWT yang di Condongcatur.
“Pememrintah Kalurahan Condongcatur melalui bagian ulu – ulu terus melakukan pembinaan dan mensupport segala bentuk kegiatan KWT, di Condongcatur. Di 18 padukuhan saat ini sudah lengkap mempunyai KWT dengan berbagai kegiatan yang merupakan salah satu kelembagaan petani. Para anggota terdiri atas wanita yang berkecimpung dalam kegiatan pertanian maupun mengolah hasil-hasil pertanian untuk menumbuhkan partisipasi aktif masyarakat dalam bidang pertanian sebagai pemenuhan kebutuhan / salah satu bentuk ketahanan pangan,” ucapnya. (*)