Lima Cara Membuat Konten Ala Kampung YouTuber

Kampung Youtuber (Foto: Istimewa)

BONDOWOSO – Penggagas Kampung YouTuber di Bondowoso Jawa Timur (Jatim), Imam Januar, membagi pengalamannya membuat konten YouTube yang sederhana, modalnya sedikit, tetapi untungnya besar. Ada lima cara membuat konten ala Kampung YouTuber.

“Karena kita orang kampung, wong desa, tidak punya modal, dan tidak terkenal, maka jangan membuat konten seperti youtuber terkenal atau publik figur,” ujar Imam Januar di Dusun Posong, Desa Tapen, Kecamatan Tapen, Kabupaten Bondowoso, Rabu 5 Januari 2022.

Buatlah konten YouTube yang sesuai dengan kemampuan, tetapi bisa memikat pengguna internet. Setidaknya ada lima cara membuat konten yang sering diajarkan Imam Januar kepada anak-anak muda desa dan warga yang belajar kepadanya.

Lima cara itu, pertama buatlah konten yang abadi. Video yang isinya relevan sepanjang masa. Kontennya bernilai dan bermanfaat bagi kehidupan manusia. Sehingga pengguna internet saat melihatnya mendapat pencerahan.

Kedua, buatlah konten yang tidak pakai modal. Manfaatkan smartphone milikmu dan rekam apa yang ada di sekitarmu. Tidak perlu dengan alat kamera yang mahal dan tidak harus merekayasa keadaan. Natural apa adanya, bisa menarik perhatian.

Baca Juga:  Kak Seto Bagi Tips Mendidik Anak di Era Digital

Ketiga, buatlah konten yang memiliki pasar luas. Misalnya soal cara membuat sesuatu atau tutorial di bidang yang kreator jalani selama ini. Boleh dengan bahasa yang banyak digunakan oleh masyarakat Indonesia.

Keempat, buatlah konten yang tidak perlu keahlian khusus. Untuk awal, gunakan alat yang dipunyai. Jangan menggunakan alat yang justru sulit penggunaannya. Manfaatkan aplikasi editing dan lainnya yang boleh diunduh secara gratis.

Kelima, buatlah konten yang fleksibel. Biasanya kehidupan sehari-hari itu tidak rumit. Karena sudah biasa dialami, tinggal merekam dan menguplaodnya ke channel YouTube. Cuma harus jeli melihat fakta, yang orang lain penasaran untuk melihatnya.

“Saat mengawali jadi youtuber, saya pilih konten yang sederhana, karena tidak punya modal. Saya pilih konten yang abadi dan bermanfaat,” jelas Imam Januar. Terpenting menghibur dan bermanfaat. Subscriber baginya adalah pelanggan dan YouTube adalah toko. Jadi upayakan toko itu banyak dikunjungi pelanggan dan berbelanja.

Penggagas Kampung YouTuber Imam Januar tidak pernah pelit terhadap ilmu. Meski dulu, dia sulit untuk mendapatkan ilmu tentang bagaimana membuat channel youtube dan kontennya, tetapi setelah menguasai ilmunya, Imam dengan ikhlas membagi ilmunya kepada orang lain. Bagi Imam, ilmu bisa di-copy, tetapi rejeki tidak bisa di-paste. (*)

Tinggalkan Komentar