Lima Hal Penting di Balik Sosialisasi dan Bimtek Desa Anti Korupsi di Jatim

Sukojati merupakan Desa Anti Korupsi di Jatim. (Foto: Internet)

SURABAYA – Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) bersama Pemerintah Provinsi Jawa Timur (Jatim) menggelar Sosialisasi dan Bimtek Desa Anti Korupsi di Gedung Islamic Center Surabaya, Rabu 14 September 2022. Ada lima hal penting yang perlu diketahui sedulur Wiradesa.

Pertama, ada salah satu desa di Jatim yang ditetapkan sebagai Desa Anti Korupsi Nasional. Desa yang menjadi percontohan program Bersama KPK, Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi, Kementerian Keuangan, dan Kementerian Dalam Negeri, yakni Desa Sukojati, Kecamatan Blinbingsari, Kabupaten Banyuwangi.

Kedua, kegiatan Sosialiasi dan Bimtek Desa Anti Korupsi di Jatim ini diikuti 300 kepala desa (kades) dan perwakilan kepala daerah se Jawa Timur. Antusiasme para kades ini membuktikan bahwa mereka tidak ingin terseret persoalan hukum selama menjabat sebagai kepala desa.

Selain diikuti 300 kepala desa dan perwakilan kepala daerah, juga dihadiri langsung Ketua KPK Komjen Pol (Purn) Drs Firli Bahuri, dan Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa. Gubernur Jatim mengingatkan agar para kepala desa berhati-hati dalam menggunakan dana desa yang cukup besar.

Baca Juga:  Pasar Godean Diresmikan Jokowi, Empat Bulan Belum Ditempati

Ketiga, Dana Desa yang mengalir di wilayah Jatim sangat besar. Dana Desa untuk 7.724 desa di Jatim dari tahun 2015 hingga 2022 totalnya mencapai Rp 50,319 triliun. “Masyarakat desa berhak tahu Dana Desa yang mengalir ke desanya, peruntukannya jelas dan benar-benar dipergunakan untuk pertumbuhan ekonomi masyarakat desa dan peningkatan sumber daya manusia di desa,” ujar Khofifah Indar Parawansa.

Keempat, Jatim memiliki desa berkategori mandiri atau Desa Mandiri tertinggi secara nasional yakni berjumlah 1.490 desa atau sebanyak 23,88 persen. Meski sudah dianggap mandiri, tetapi masyarakat perlu untuk terus mengawasi anggaran yang diteria dan untuk apa saja.

Kelima, salah satu desa di Jatim memiliki Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) yang dikategorikan sukses. BUMDes di kawasan Pujon Kidul itu memiliki produktivitas sangat tinggi, hingga dapat membuka lapangan pekerjaan bagi sebanyak 1.600 tenaga kerja. Warga desa tidak harus pergi ke kota untuk mendapatkan pekerjaan.

Selain kelima tersebut, desa-desa di Jatim juga merupakan lumbung padi dan penyumbang produksi padi terbesar di Indonesia. Produksi padi di Jatim tahun 2020 hingga 2021 tertinggi di Indonesia. Diperkirakan tahun 2022 juga masih yang tertinggi. Data yang masuk sampai 30 Juli 2022 sudah sebanyak 8,3 juta ton produksi padi di Jatim. Akhir Desember bisa menghasilkan 10 juta ton padi. (*)

Tinggalkan Komentar