Lurah Baturetno Jadi Petani Ikan

Lurah Sarjaka saat memberi pakan ikan peliharaannya. (Foto: Wiradesa)

BANTUL – Lurah Baturetno, Kapanewon Banguntapan, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, H Sarjaka, hampir setiap pagi di kolam ikan. Sebelum berangkat ke kantor, kepala desa ini memberi pakan ikan di kolamnya.

Pada Jumat (11/2/2022) pagi, Wiradesa menemui Pak Lurah, panggilan akrab H Sarjaka, di kolam yang ada di sisi utara Telaga Baturetno. Dia bercerita banyak tentang budidaya ikan dan bangga menjadi petani ikan.

Di utara Telaga Baturetno Dusun Wiyoro, Pak Lurah mengelola empat kolam. Kolam yang cukup besar untuk budidaya ikan gurameh, kolam lainnya untuk ikan patin dan ikan nila. Sedangkan satu kolam untuk budidaya azzola, tanaman mata ikan yang disukai berbagai jenis ikan.

Pada kolam berukuran 30 x 10 meter diisi 21.000 bibit gurameh. Harga bibit gurameh Rp 600/ekor. Setelah sekitar 3 bulan, bibitnya dijual dengan harga Rp 1.000 sampai Rp 1.500/ekor. “Tingkat keberhasilannya 80 persen, Pak,” kata Pak Lurah kepada Wiradesa, Jumat 11 Februari 2022.

Baca Juga:  Bupati Sleman Kukuhkan Perpanjangan Masa Jabatan 81 Lurah Menjadi 8 Tahun

Jika tingkat keberhasilannya 80 persen atau yang mati 20 persen, maka kemungkinan masih ada 16.800 bibit gurameh. Bibit gurameh setelah dipelihara selama 3 bulan itu harganya sekitar Rp 1.250/ekor. Jadi pendapatan yang dihasilkan dari penjualan bibir sebesar Rp 21.000.000.

Menurut Pak Lurah, untuk memelihara sampai 3 bulan diperlukan pakan seharga Rp 2.500.000. Sedangkan modal untuk beli bibit 21.000 ekor x Rp 600 sebesar Rp 12.600.000. Jadi modal yang dikeluarkan Rp 15.100.000. Sehingga keuntungan yang didapatkan Rp 21.000.000 – Rp 15.100.000 = Rp 5.900.000.

Untuk kolam ikan patin diisi bibit 10.000 ekor berukuran 5 – 7 centimeter dengan harga Rp 400/ekor. Setelah sekitar 3 bulan, bibit patin besarnya menjadi 10 – 15 cm. Harga jual bibitnya menjadi Rp 20.000/kilogram. Jika untuk konsumen dengan berat antara 0.5 kg sampai 1 kg harga jualnya Rp 17.000/kg.

Pak Lurah memberi ikan patin dengan memanfaatkan sisa makanan. (Foto: Wiradesa)

Untuk memberi ikan patin, Pak Lurah memanfaatkan sisa makanan, seperti nasi dan lauk pauknya. Setiap hari diberi pakan 30 sampai 40 kg sisa makanan. Biaya untuk membeli pakan Rp 13.500/ember.

Baca Juga:  Serunya Arisan Keluarga di Shobo Sawah

Sedangkan kolam untuk ikan nila ditebar 1 kuintal bibit nila. Bibit nila 1 kilogram berisi 40 ekor. Jadi jika 1 kuintal, maka jumlahnya 4.000 ekor. Dalam 3 bulan dari 1 kuintal akan menjadi 1 ton. Jumlah pakan peletnya 35 sak. Setiap 1 sak berisi 30 kg. Harga jual untuk 1 ton mencapai Rp 24.000.000.

Hasil dari memelihara dan jual beli ikan, cukup menggiurkan. Makanya Pak Lurah Baturetno, Sarjaka, biarpun diamanahi sebagai kepala desa, tetap beraktivitas sebagai petani ikan. Setiap pagi, sebelum berangkat ke kantor, dia selalu menyempatkan waktu untuk makani berbagai jenis ikan peliharaannya. (Ono)

Tinggalkan Komentar