KULONPROGO – Ada tiga kebahagiaan yang dirasakan manusia. Tetapi hanya ada satu kebahagiaan yang hakiki atau kebahagiaan yang sesungguhnya.
Tiga kebahagiaan itu disampaikan Ustadz ‘Abdul Wahhab pada Pengajian Ahad Pagi di halaman Masjid At Taqwa, Ganasari, Banjarasri, Kalibawang, Minggu 27 Juli 2025.
Kebahagiaan pertama, berupa rejeki yang berlebih, seperti rumah bagus, mobil mewah, perhiasan, dan hal-hal yang terkait dengan materi. “Kebahagiaan karena materi itu bersifat sementara, tidak hakiki,” ujar Kang ‘Ngabdul Wahhab.
Sebenarnya materi itu hanya titipan Allah. Makan sudah selayaknya, mereka yang berlimpah rejeki itu bersyukur kepada Allah. Jika banyak bersyukur, Gusti Allah akan menambah rejekinya.
Cara bersyukur dengan sholat dhuha, shodaqoh, silaturahmi, dan selalu mendekat kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Selain itu juga bisa dengan lisan. Caranya selalu mengucap “Alhamdulillah”, dzikir. Kemudian taat beribadah, sholat.
Kebahagiaan kedua, terkait dengan jasad. Manusia merasa senang Bahagia jika tubuhnya bagus dan fisiknya sempurna. Sehingga jika laki-laki tampak ganteng, gagah dan perempuan terlihat cantik.
Namun Kang ‘Ngabdul Wahhab, menegaskan kebahagiaan seperti itu juga bukan kebahagiaan hakiki. Itu semua tidak ada faedahnya setelah mati. Ketika mati, yang dinilai hati dan amal sholeh. Hati terpuji. Terus beribadah. “Ati apik lan sholat. Ojo atine apik ning ora sholat,” tegasnya.
Kebahagiaan ketiga, istiqomah dalam beribadah. Kebahagiaan dalam beribadah itu kebahagiaan hakiki. Kebahagiaan yang akan terus dibawa sampai mati.
Ustadz Kang ‘Ngabdul Wahhab, yang sering diundang pengajian di desa-desa, khususnya di lereng-lereng gunung, seperti di perbukitan Menoreh, Samigaluh, Kalibawang, lereng Merapi, dan lereng Merbabu, mengingatkan para jamaah Pengajian Ahad Pagi jangan banyak sambat jika sedang diuji oleh Allah SWT.
Jika sedang diuji, menghadapi musibah, atau persoalan hidup, maka bersabarlah. Orang yang sabar dalam menghadapi musibah akan mengalir pahalanya. Besarnya pahala tergantung pada musibah yang diterimanya. Derajat mulia, jika ingin sempurna maka harus sabar saat menerima musibah.
Di hadapan ribuan jamaah, Kang ‘Ngabdul Wahhab menjelaskan ada lima tahap kehidupan manusia, yakni roh, rahim, dunia, kubur (barsah), dan akhirat. Kebahagiaan istiqomah dalam beribadah saat di alam dunia, akan dirasakan nikmatnya saat di alam kubur dan akhirat. (Ono)








