KULONPROGO – Bermain ping pong menjadi rutinitas beberapa warga Kidulan dan padukuhan sekitarnya di Salamrejo. Asal tak hujan, meja kayu jati digelar, usai pemanasan beberapa saat permainan langsung dimulai.
“Olahraga ping pong atau tenis meja belum lama dimulai tapi kalau mejanya sudah ada sejak lama. Meja kayu jati lawas yang semula agak rusak diperbaiki bagian kaki. Meja sekarang setiap pagi dipakai buat cari keringat. Di sini ada dua meja siap pakai,” ucap Suharmin, warga Padukuhan Kidulan yang halaman samping rumahnya dipakai buat main ping pong.
Sebagai tuan rumah, Suharmin sering gugah-gugah mengajak ping-pong. Sabtu pagi, hari paling diminati buat menggelar permainan ping-pong. Siapa lawan siapa, tunggal atau ganda tergantung kesepakatan seketika. Demikian pula mau game 11 atau 21 disepakati sebelum laga. “Hitungan hanya untuk seru-seruan. Karena menang kalah bukan target. Targetnya adalah kumpul dan olahraga bersama biar badan sehat dan kebugaran terjaga karena mayoritas yang main sudah tua-tua bahkan pensiunan,” imbuh Suharmin.
Meski Sabtu paling banyak diminati, lanjut Suharmin, di hari lain pintu gerbang rumahnya selalu dibuka bagi siapa pun yang minat main ping pong asalkan tak hujan. Selain ping pong Suharmin menyediakan lapangan badminton lengkap dengan sarana net serta lampu penerangan buat tanding badminton malam hari.
Ruswidoyo atau akrab disapa Pak Rus warga Kidulan mengaku belum lama main ping pong di kediaman Suharmin. Baru hitungan dua bulan. Meski baru main, namun Pak Rus terbilang cepat beradaptasi. “Main ping pong intinya pengendalian diri. Terlalu kuat memukul, bola melambung. Jadi main feeling-nya harus kuat. Tapi yang penting rumusnya bisa menerima bola lawan dan bisa mengembalikan. Soal kecepatan nanti otomatis,” kata Pak Rus pensiunan guru SMP 6 Jakarta yang kini memilih menetap di kampung halaman di Padukuhan Kidulan Salamrejo Sentolo.
Pak Rus pun bergurau. Menurutnya main ping pong lebih ribet ketimbang badminton. “Ping pong itu olahraga banyak masalah bagi yang belum biasa seperti saya. Sudah bola diplintir tetap harus diterima dan dikembalikan. Ada istilah bola isi bola kosong. Lawan memukul seperti itu, kita harus mengembalikan seperti ini. Belum kalau lawan teknik memukul bolanya diubah-ubah. Bisa bikin pusing karena perlakuan atau teknik saat mengembalikan ikut berubah,” lanjutnya.
Berbeda dengan Pak Rus, main tenis meja bagi Sutrisno warga Mentobayan bisa melatih kelenturan tubuh di usianya yang masuk 56 tahun. ASN Dinas Koperasi Kulonprogo itu memilih Sabtu sebagai waktu menyalurkan hobi ping-pong. “Kadang otak memerintahkan badan condong kanan agar bisa memukul bola pada arah tepat. Tapi terkadang reflek gerak tangan dan badan sering telat. Mungkin karena faktor usia. Bisa pula karena kurang latihan,” imbuh Sutrisno.
Selain Suharmin, Pak Rus dan Sutrisno, Sabtu pagi 31 Desember 2022 hadir pula warga lain. Mbah Maryam, Qomar Teruna dan Sunar. “Saya nggak bisa sampai selesai karena masih ada lembur pekerjaan,” ujar Qomar yang sengaja datang pagi-pagi.
Rampung ping pong, hidangan kopi dan gorengan balok disediakan Suharmin. Di penghujung 2022 banyak yang berhalangan hadir. “Ada yang ziarah ke Demak, ada yang berhalangan karena kesibukan akhir pekan,” tutup Suharmin. (Sukron)