ARAH jarum jam terus bergerak, detik demi detik, menit demi menit, jam demi jam, hari demi hari, minggu demi minggu yang berjumlah 52, sampai bulan demi bulan yang berjumlah 12 menapaki penghujung tahun.
Hari ini, Sabtu 31 Desember 2022 menjadi hari spesial menurut kalender Masehi penutup tahun dan esok hampir beberapa jam lagi saat naskah ini ditulis akan memasuki tangga tahun baru 2023
Tahun 2022 hampir usai. Berderet-deret kisah telah tertulis dalam memori suka dan duka, tawa dan tangis, berbagai drama kehidupan yang telah dilalui. Cerita kekalahan dan kemenangan adalah hiasan alam semesta yang sudah ditakdirkan Sang Maha Pencipta Jagad Raya.
Kita hanya berusaha seoptimal mungkin melakukan ikhtiar sekuat tenaga dan pikiran dengan ilmu pengetahuan, tak bisa dilupakan nilai nilai religi yang menjadi benteng dan pengarah dalam kehidupan.
Menyikapi tahun ini dengan evaluasi dan menganalisis semua yang telah dilalui menjadi referensi agar kelak di tahun baru dapat lebih bijak, santun, toleran dalam berpikir, berucap dan bertindak agar mampu mengekplorasi potensi diri yang ada
Setiap manusia dikarunia kekuatan dan pesona hidup yang berbeda-beda. Berbeda daya voltase dan imunitas dalam menyikapi, mengelola setiap arena konflik yang dihadapi.
Esensi dari seluruh komoditas hidup dan kehidupan adalah sikap berbagi, sikap bermusyawarah, sikap silaturahmi mencairkan kebekuan ego yang mendera personal yang kadang tanpa disadari menjadi belenggu enggannya saudara, sahabat untuk singgah menjenguk.
Cahaya pribadi yang cerdas dengan kemapuan intelektual quetiont (IQ) akan mengahdirkan pribadi brilian merespons sinyal-sinyal di sekitar hidup kiat.
IQ tinggi menjadi modal awal sebagai anugrah Tuhan yang harus diabdikan dan diabadikan untuk kebersamaan jagad raya (rahmatan lil alamin).
Banyak pemilik IQ tinggi seakan menjadi tuan sendiri di muka bumi, seolah orang lain menjadi rendah martabatnya. IQ bukanlah sugala-galanya, karena banyak manusia dengan pendidikan S1, S2, S3 menjadi terasing dari lingkungan.
Mereka lupa bahwa kampus mereka yang bernama universitas adalah jagad alam raya seisinya. Ia bermanfaat bagi manusia, tumbuh-tumbuhan, hewan dan seluruh jagat seisinya baik yang bernyawa dan tak bernyawa.
Mengendalikan emosi menjadi kunci menjadi pribadi unggul, mampu bersikap toleran dalam menyikapi perbedaan, baik perbedaan latar belakang ekonomi, pendidikan, agama, budaya.
Manusia dengan emosi terkendali adalah manusia bijak, manusia paripurna mampu menaklukkan nafsu. Karena sumber kekacauan di dunia ini bermula dari pecahnya pribadi yang emosi liar tak terkendali dengan baik.
IQ dan EQ perlu dilengkapi Spiritual Quetion (SQ) agar menuju tangga teringgi dibimbing oleh nilai-nilai religi yang bersumber dari agama.
Apa artinya IQ dan EQ tinggi tidak didukung kekuatan spiritual akan menjadi pribadi yang mudah teralienasi, frustasi, stres, karena tak mampu menemukan arah hidup. Split personality.
Kematangan dalam menapaki kehidupan seperti seorang pendaki gunung yang menaiki dari lembah bukit sampai ke puncak gunung menghadapi rintangan dan tantangan berat.
Medan yang ganas, curam, hutan yang dipenuhi hewan-hewan ganas, juga bebatuan belumut disertai cuaca yang dingin bersalju membutuhkan daya tahan dalam mencapai puncak.
Kecerdasan Rintangan Adversity Quetiont (AQ) menjadi parameter dan barometer manusia paripurna. Manusia paripurna dalam teks post modern adalah manusia yang berkekuatan IQ tinggi, EQ terjaga, SQ brilian dan didukung AQ yang mampu bertahan dari gempuran-gempuran arus globalisasi tanpa tercerabut dari akarnya.
Menjadi manusia Jawa, Sunda, Batak, Bugis, Aceh, Papua dan lainnya tetap eksis dengan asesori warna lokal dalam wadah nasional dan berbaur dalam masyarakat internasional. Tanpa minder, tanpa rendah hati. Karena ia meyakini Tuhan Yang Kuasa menciptakan manusia itu sama, karena manusia yang mulia adalah manusia yang bertakwa.
Harapan tahun baru dengan gagasan yang menjulang merupakan aset terbesar menghadapi geliat pertarungan esok hari. Daya tarik tahun baru dengan puluhan, ratusan bahkan ribuan peluang memerlukan pasokan-pasokan energi hidup yang lebih kokoh.
Rasanya ledakan gempa hidup tahun ini dengan dentuman amplitudo yang sering memerahkan mata, mencairkan mata tangis akan segera berakhir dengan untaian kegembiaraan
Pesta pora tahun baru 2023 nanti malam bukanlah ingar bingar musik cadas, musik dangdut atau ledakan kembang api dengan terompetnya. Terompet menjadi pengingat bahwa hidup ada akhirnya seperti kalender 2022 yang akan dilepas di pajangan dinding rumah.
Manusia laksana kalender yang akan segera ditinggalkan apabila tak mampu bersinergi dengan seluruh makhluk alam semesta tanpa memberi manfaat pada sesama.
1 Januari 2023 menjadi start memulai aktivitas baru, agar lebih baik dari 2022. Manusia merugi jika 2022 dan kelak 2023 sama post saldonya atau minus di tutup buku kalender tiap tahun.
Menghadapi tahun baru tetap menjaga tertib, tertib beribadah, tertib bekerja, tertib berlalu lintas, tertib beretika. Rasanya menjadi indah tahun baru dengan genggaman prestasi buah dari inovasi tahun lalu.