TBM Selasar Jagarumeksa Menebar Kesetaraan Akses Pendidikan di Desa Kwaren

Penggerak TBM Selasar Jagarumeksa sedang melakukan pendataan buku yang umumnya didapat dari donasi (Foto: Wiradesa)

KLATEN – Taman Baca Masyarakat (TBM) memiliki fungsi sentral sebagai sarana untuk melek literasi dan kesetaraan akses pendidikan di desa. Visi inilah yang menjadi pemompa berdirinya salah satu TBM yang dalam beberapa tahun ini terus pesat perkembangannya yaitu TBM Selasar Jagarumeksa di Desa Kwaren, Kecamatan Ngawen, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah (Jateng).

Keberadaan TBM Selasar Jagarumeksa yang menempati bangunan seluas kurang lebih 15 m² itu sangat dirasakan manfaatnya bagi masyarakat. Para pemuda Kwaren menginisiasi berdirinya ruang terbuka tersebut untuk kegiatan pemuda desa dan salah satunya tersedianya akses bacaan gratis dan bermutu bagi masyarakat setempat.

“Kami memulainya tahun 2019 dan selesai renovasi bangunan yang kami pinjam dari salah satu aparatur desa pada pertengahan 2020,” ungkap Surya Kusuma selaku koordinator pemuda setempat, Senin 11 Oktober 2021.

Lebih lanjut ia mengatakan jumlah ketersediaan buku sekarang mencapai hampir 1.000 eksemplar yang sudah diklasifikasikan sesuai genrenya. Jenis bukunya macam-macam. Ada bacaan yang berat sampai anak-anak. Ada filsafat, hukum, agama, novel, majalah, dan komik. Ada juga komputer untuk pencatatan.

Baca Juga:  Bancaan, Tradisi Berbagi Ala Desa

Tatakelola pencatatan berikut penataan buku cukup rapi, meski sederhana, menjadi daya tarik untuk memudahkan para pengunjung memilah buku bacaan sesuai minatnya. Selain itu ketersediaan komputer untuk pencatatan buku juga bebas diakses masyarakat setempat yang membutuhkannya untuk tugas sekolah dan keperluan lainnya.

Untuk jam kunjung perpustakaan ini masih terbatas, belum bisa setiap saat melayani. Namun biasanya akan dibuka setiap sore hari, ketika beberapa penggeraknya sudah selesai dari aktivitas pekerjaan maupun kuliah.

Akses Pengetahuan Masyarakat Desa

Surya memahami bahwa ketimpangan akses pendidikan menjadi problem pendidikan yang ada di Indonesia sejak dulu. Di mana, menurutnya, akses pendidikan yang layak seperti buku bacaan bermutu hanya didapat oleh mereka yang berasal dari keluarga mapan dan sudah melek literasi sehingga membukakan akses buku bacaan bagi anak-anaknya.

“Di desa kan agak beda ya? Yang mana kebanyakan masyarakatnya belum memahami pentingnya buku ataupun ilmu pengetahuan bagi kehidupan,” ujar Surya. Oleh sebab itu akses literasi seperti ini menurutnya mutlak diperlukan bagi kesetaraan pendidikan masyarakat desa. “Biar yang pinter ngomong dan mimpi bukan hanya orang ‘kaya’ saja. Kami juga bisa,” sergahnya dengan terkekeh.

Baca Juga:  China Syaratkan Registrasi Lahan Porang, Petani Bingung Isi 134 Formulir

Selain membuka TBM, di tempat ini juga mengadakan kegiatan rutin seperti diskusi buku bacaan, belajar tani sederhana, budidaya, dan berkesenian. Surya menuturkan bahwa membuka akses TBM harus dibarengi dengan implementasinya. “Belum cukup hanya menyediakan bacaan saja tapi juga harus ada implementasi dari pengetahuan yang didapat, terutama yang berkaitan dengan problem desa,” tuturnya.

Lahan kecil yang coba digunakan oleh penggerak untuk menanam berbagai jenis buah, sayuran, dan tanaman herbal (Foto: Wiradesa)

Surya berharap adanya TBM Selasar Jagarumeksa ini bisa terus sustain sampai kapanpun dan bukan ‘gertak sambal’ saja yang semangat di awal tapi ‘melempem’ setelahnya. Selain itu adanya TBM itu juga bisa menginspirasi penggerak desa lainnya. “Ya, semoga penggerak pemuda Kwaren bisa terus solid melanjutkan gerakan seperti ini. Agar tidak sia-sia belaka,” pungkasnya saat ditemui di Selasar Jagarumeksa. (Ilyas Syatori)

Tinggalkan Komentar