Tiga Suku Besar di Mimika: Merawat Kesatuan dan Persatuan dalam Bingkai NKRI

Tradisi Bakar Batu Suku Amungme Papua. (Foto: Seputar Papua)

Wartawan Wiradesa Group, Sihono HT, selama lima hari, mulai tanggal 12 sampai 16 Desember 2023, berkunjung ke Mimika, Papua Tengah. Berikut ini catatan dari tanah Papua dengan 3 tulisan: “Tiga Suku Besar di Mimika: Merawat Kesatuan dan Persatuan dalam Bingkai NKRI”, “Pilih Kopi atau Batu Emas dari Mimika” dan “Menghirup Oksigen Kuala Kencana Freeport Indonesia”. Semoga bermanfaat.

ADA yang menarik, ketika wartawan Wiradesa Group (Wiradesa.co, Tunggal.co, dan Mandiripangan.com) berkunjung ke Kabupaten Mimika, Provinsi Papua Tengah, 12-16 Desember 2023. Setiap menghadiri acara Pemkab Mimika, para pejabat yang memberi sambutan selalu menyebut “Amungme, Kamoro, dan Sempan” pada awal dan akhir sambutannya.

Karena penasaran dengan ungkapan ketiga kata tersebut, saya bertanya kepada wartawan Mimika yang mendampingi kami. “Tiga kata yang selalu disebut oleh para pejabat Pemkab Mimika pada setiap memberi sambutan itu nama tiga suku besar di Mimika, Pak,” ujar Nya Fatma Talla (seputarpapua.com) dan Elia Soenarie (Tabukanews.com), Rabu 13 Desember 2023.

Ketiga suku besar di wilayah Kabupaten Mimika itu Suku Amungme, Suku Kamoro, dan Suku Sempan. Warga Suku Amongme tinggal di daerah pegunungan. Sedangkan Suku Kamoro dan Sempan tinggal di pesisir. Penduduk Suku Kamoro berada di pesisir Timika sampai Timika bagian barat. Warga Suku Sempan tinggal di antara wilayah Suku Asmat dan Suku Kamoro. Suku Asmat di sebelah timur dan Suku Kamoro di sebelah barat.

Baca Juga:  PJ Gubernur Ribka Haluk Buka UKW Perdana Papua Tengah

Kepala Dinas Kesbangpol Mimika, Yan Selamat Purba, mengungkapkan kompleksitas dan dinamika permasalahan di Mimika cukup tinggi. Apalagi menjelang Pemilu 14 Februari 2024. “Papua, termasuk di Mimika ini rumah kita bersama. Rumah kita Nusantara. Maka kita semua wajib menjaganya,” ujar Yan Selamat Purba di hadapan wartawan Mimika di Hotel Carstenzs Kota Timika, Rabu (13/12/2023).

Menurut YS Purba, wilayah Papua memang milik orang Papua. Tetapi Papua merupakan rumah kita Nusantara. Sehingga semua penduduk yang tinggal di tanah Papua, khususnya di Kabupaten Mimika, memiliki kewajiban merawat rumah kita Nusantara. “Wujudkan kesatuan dan persatuan dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia,” tegas Kadis Kesbangpol Mimika.

Upacara adat Suku Kamoro Papua. (Foto: Seputar Papua)

Tiga suku besar di Mimika sampai sekarang masih menjalankan adat istiadat, upacara tradisi, dan di dalamnya terkandung niai-nilai kebersamaan, gotong royong, dan saling membantu antarsesama. Gotong royong ini menjadi inti dari nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila, dasar negara Republik Indonesia.

“Laboratorium implementasi nilai-nilai Pancasila itu ada di tanah Papua dan sampai sekarang masih dijalankan,” tegas Ahmad Munib, mantan Ketua PWI Papua. Suku Amungme sampai sekarang masih menjalankan upacara tradisi Bakar Batu. Upacara ini tidak hanya bakar umbi-umbian, daging, dan makanan lainnya dengan batu yang dipanaskan, lalu dimakan bersama, tetapi ada rentetan upacara yang di dalamnya terkandung nilai gotong royong.

Baca Juga:  Abuya KH Abdullah Umar Al Hafidz, Menyusun Kitab Sembari Menyimak Hafalan Quran Para Santri

Pada upacara Bakar Batu, peserta upacara tradisi Suku Amungme, meletakkan uang, makanan, dan barang kebutuhan warga di tempat yang disediakan panitia. Selanjutnya uang dan barang-barang yang terkumpul dimanfaatkan untuk pembangunan di wilayahnya. Cara seperti ini sejatinya urunan atau gotong royong mengumpulkan dana untuk membangun di wilayahnya. Ini inti dari nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila.

Sedangkan Suku Kamoro memiliki sikap yang sangat hormat kepada orang lain. Salah satu tokoh Suku Kamoro, Dominggus Kapiyau menegaskan warga Kamoro menghargai dan menghormati orang lain, lebih dari pada dirinya sendiri.

Selanjutnya wartawan Wiradesa Group juga akan melaporkan reportase “Pilih Kopi atau Batu Emas dari Mimika” dan “Menghirup Oksigen Kuala Kencana Freeport Indonesia”. Semoga oleh-oleh tulisan dari tanah Papua ini bermanfaat. (Ono)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *