38 Kepala Kampung se Kabupaten Supiori Papua Belajar di Kalurahan Srimulyo: Gotong Royong Modal Utama Membangun Kampung

Para kepala kampung mendengarkan pemaparan Lurah Srimulyo Drs Wajiran (Foto: Wiradesa)

BANTUL – Sebanyak 158 orang terdiri dari 38 kepala kampung , 38 anggota badan musyawarah kampung (bamuskam), para kepala dinas, kepala bidang, dan kepala distrik (camat) se Kabupaten Supiori, Provinsi Papua, Selasa 17 Mei 2022, belajar bagaimana mengelola kampung di Kalurahan Srimulyo, Kapanewon Piyungan, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Rombongan dipimpin Asek III Setda Kabupaten Supiori, Drs Hasan Nunsi. Gotong royong merupakan modal utama membangun kampung.

“Para kepala kampung ini baru saja terpilih dan dilantik pada April 2022. Mereka kami ajak ke Kalurahan Srimulyo Kabupaten Bantul ini bukan untuk studi banding, tetapi belajar bagaimana mengelola kampung,” ujar Drs Hasan Nunsi Asisten III Setda Supiori, saat menjelaskan maksud dan tujuan “Kovawes Kuker Araima” Bimtek Kepala Kampung dan Bamuskam se Kabupaten Supiori ke Yogyakarta, Selasa (17/5/2022).

Sehari sebelumnya pada Senin 16 Mei 2022, para kepala kampung dan bamuskam mendapatkan materi kelas tentang bagaimana mengelola kampung. Merancang administrasi kampung berbasis internet, mendata potensi, dan membuat produk unggulan yang layak dijual. Produk unggulan itu bisa di bidang pariwisata, budaya, kuliner, pendidikan, kesehatan, dan lainnya.

Kemudian pada Selasa 17 Mei 2022 dilakukan kunjungan lapangan. Berbekal teori dan teknis, para kepala kampung dan bamuskam se Kabupaten Supiori berkunjung ke Kalurahan Srimulyo. Mereka bertemu dan melihat langsung, bagaimana aparat kalurahan Srimulyo menjalankan tata kelola pemerintahan kalurahan, meningkatkan pendapatan ekonomi warga, dan mengelola informasi.

“Kesan pertama saat berkunjung ke Kalurahan Srimulyo, yang kami rasakan adalah suasananya rileks, akrab, dan penuh keceriaan,” tegas Hasan Nunsi. Suasana akrab itu juga dirasakan Aldy SE (Kepala BPKAD Kabupaten Supiori), Victorius R. Kafiar S STP (Kepala Dinas PMK), Heronimus Mansoben (Kabid Perben BPKAD), Michael Warfandu (Kabid Anggaran BPKAD), dan Daud Rumansara (Kepala Distrik Supiori Selatan).

Baca Juga:  Gerombolan KKSB Tembaki Tim TGPF Secara Brutal di Intan Jaya Papua
Asisten III Sekda Supiori, Hasan Nunsi, bersama kepala dinas, kepala bidang, dan kepala distrik, diterima Camat Piyungan Muhamad Baried dan Lurah Srimulyo Wajiran. (Foto: Wiradesa)

Lurah Srimulyo Drs Wajiran merasa bahagia dengan kedatangan saudara dari Kabupaten Supiori Papua. Menjadi lurah, kepala desa, atau kepala kampung itu merupakan pekerjaan yang mulia. Untuk itu harus dijalankan dengan suasana gembira. “Seorang kepala kampung harus mampu menularkan kegembiraan ke warga. Buatlah warga senang,” tegas Wajiran.

Menurut Wajiran, menjadi lurah atau kepala kampung tujuannya hanya satu, yakni mensejahterakan warga. Namun pemimpin harus sejahtera dulu. “Pembina harus tahu, maka bupati, kepala dinas, kepala distrik dan lainnya, harus berupaya untuk mensejahterakan para lurah atau kepala kampung,” kata Wajiran sambil bertanya pada kepala kampung se Kabupaten Supiori “Bener gak bapak-bapak”, dijawab serempak “Benar Pak”.

Saat ini, Lurah Srimulyo memaparkan, tuntutan memenuhi kebutuhan semakin mahal. Namun jangan sekali-kali ajari warga jadi pengemis. Ingat dasar kita bernegara itu Pancasila, jika diperas menjadi 3 sila, kalau diperas lagi menjadi 1 sila, yaitu gotong royong. Kebersamaan membangun kampung. Gotong royong itu kekuatan menggali potensi dan memberdayakan warga untuk meraih kesejahteraan.

Kalurahan Srimulyo, merupakan titik temu 3 kabupaten, yakni Kabupaten Bantul, Sleman, dan Gunungkidul. Wilayah Provinsi DIY terdiri dari 4 kabupaten (Bantul, Sleman, Gunuungkidul, dan Kulonprogo) dan 1 kota (Yogyakarta). Posisi geografis yang strategis itu dimanfaat atau dioptimalkan untuk meningkatkan pendapatan desa. Saat ini ada 22 destinasi wisata di Kalurahan Sriharjo. Jumlah itu sesuai dengan jumlah dusun di Sriharjo.

Baca Juga:  Warga Berbondong-bondong Urus Surat Keterangan Usaha ke Desa

Jumlah dusun di Kalurahan Srimulyo ada 22 dengan 114 Rukun Tetangga (RT). Luas wilayah tidak begitu luas, hanya sekitar 1.400 hektar dengan 17.592 penduduk. Dengan potensi yang ada, alam pegunungan, sungai, dan kekompakan warga untuk bergotong royong, serta program “One Padukuhan One Product”, membuat pendapatan asli desa cukup tinggi.

Gotong Royong

Kekuatan membangun Kalurahan Srimulyo pada gotong royong warga. Hasil dari gotong royong mampu menyumbang sekitar 50 persen anggaran pendapatan dan belanja desa. “PADes kami itu besarnya sekitar 50 persen dari APBDes. Jadi kami tidak terlalu menggantung dari bantuan pemerintah untuk membangun Kalurahan Srimulyo,” tegas Wajiran.

APBDes Srimulyo tahun 2021 sebesar Rp 9,3 miliar dan tahun 2022 naik menjadi Rp 12,8 miliar. Pemerintah kalurahan menargetkan setiap tahun PADesnya naik Rp 1 miliar. Pendapatan itu dari sektor pariwisata, sewa pasar, pabrik, dan lainnya. Lurah Srimulyo akan terus menggenjot pendapatan untuk kesejahteraan warga dengan visi mewujudkan desa sejahtera mandiri berbasis budaya Nusantara.

Para kepala kampung dan bamuskam dihibur dengan kulintang oleh ibu-ibu penggerak PKK Kalurahan Sriharjo. (Foto: Wiradesa)

Menurut Lurah Srimulyo, aparat kampung harus bisa menggelar event atau program, yang didatangi bupati. Itu minimal. Syukur bisa didatangi presiden. Kemudian untuk membangun kampung, juga perlu mitra dan upayakan pembangunannya berbasis komunitas. “Dalam membangun kalurahan, pemerintah kalurahan Sriharjo memiliki 14 mitra. Seperti hari ini, kami kedatangan satu mitra lagi, pemimpinnya wartawan di DIY,” papar Wajiran.

Misi Pak Lurah Srimulyo, yakni menghijaukan gunung, menggali potensi, dan memanfaatkan sungai. Untuk merealisasi misi itu tidak gampang. Wajiran terus memotivasi dan mengarahkan warga meraih tujuan utama, sejahtera. “Tugas kita mengarahkan ke tujuan yang sejahtera,” tegas Wajiran. Cara awal, mulai membuat lagu Mars Srimulyo. Kemudian lagu itu dilombakan antarkampung, ada hadiah. Warga akhirnya menghafalkan lagu dan menghayati isinya. “Sekarang Mars Desa itu menjadi lagu wajib kedua,” ujar Lurah Srimulyo.

Baca Juga:  Pengamen dengan Satu Kaki

Sedangkan Sekdes Srimulyo, Nurjayanto ST menambahkan dengan program “One Padukuhan One Product”, kini di Kalurahan Sriharjo ada Kampung Emping, Kampung Wisata Kali, Kampung Sehat, dan lainnya. Warga padusunan didorong untuk mengenali produk unggulan dan mengembangkannya, agar bernilai ekonomi tinggi.

Camat atau Panewu Piyungan, Muhamad Baried MM, berterimakasih kepada Pemerintah Kabupaten Supiori yang memilih Kalurahan Srimulyo Kapanewon Piyungan menjadi tempat studi tiru atau belajar mengelola kampung. Srimulyo dengan slogan “Gerbang Madu” merupakan kalurahan dengan layanan prima, menerapkan sistem antrean digital, dan sistem keuangan desa yang bisa diakses warga. Sehingga sangat layak untuk tempat belajar bersama bagaimana cara membangun kampung.

Usai mendapat pencerahan dari Camat Piyungan, Lurah Srimulyo, dan Carik Srimulyo, para kepala kampung dan bamuskam berserta rombongan dari Kabupaten Supiori melihat langsung obyek wisata yang dibangun warga, Kebon Empring di Padukuhan Bintaran Wetan RT 04. Destinasi wisata ini berada di antara rerimbunan tanaman bambu di pinggir Sungai Gawe.

Pimpinan rombongan, Hasan Nunsi, mengungkapkan sebenarnya Bupati Supiori, Yan Imbab, ingin sekali bersama para kepala kampung dan bamuskam saat belajar di Kalurahan Srimulyo, namun karena baru cek kesehatan, maka beliau menyampaikan terimakasih atas sambutannya yang akrab dan penuh keceriaan dari aparat Kalurahan Srimulyo, Kapanewon Piyungan, Kabupaten Bantul. Kita saudara dalam bingkai kebhinekaan di Negara Kesatuan Republik Indonesia. (Ono Jogja)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *