YOGYAKARTA – Universitas Gadjah Mada menjalin kerja sama dengan Kementerian Pertahanan (Kemenhan) dalam penyelenggaraan kegiatan pendidikan, penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang mendukung pertahanan negara.
Inisiasi kerja sama ini ditandai dengan penandatanganan Kesepakatan Bersama oleh Menteri Pertahanan Prabowo Subianto dan Rektor UGM Prof. Ir. Panut Mulyono, M.Eng., D.Eng, IPU, ASEAN Eng., Jumat 4 Februari 2022 di Balai Senat UGM.
Menhan menyatakan bahwa perguruan tinggi memegang peranan sebagai center of excellence di bidang sains, teknologi, teknik, dan matematika atau STEM yang penting dalam konteks ketahanan nasional.
“Saya ingin menegaskan betapa vitalnya kampus sebagai sumber brainware,” ucapnya.
Dalam sambutannya, ia menyampaikan, pertahanan negara adalah hal penting yang telah dimandatkan dalam Pembukaan UUD 1945. Tujuan melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia disebutkan paling awal, menandakan vitalnya usaha pertahanan negara.
Meski demikian, terangnya, tujuan ini berkaitan erat dengan tujuan lainnya, termasuk tujuan memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa.
“Tidak bisa dikatakan mana lebih penting karena semua berhubungan. Untuk melindungi butuh tenaga yang cerdas, perlu negara yang kaya,” kata Menhan.
Karena itu, menurutnya, untuk meningkatkan kemampuan pertahanan negara diperlukan ilmuwan handal di berbagai bidang, mulai dari bidang teknik hingga pertanian.
“Pangan adalah bagian dari pertanian. Makanan adalah senjata yang strategis,” ucapnya.
Pada kesempatan ini, Wakil Rektor UGM Bidang Kerja Sama dan Alumni, Prof. Dr. Paripurna, S.H., M.Hum., LL.M., memberikan presentasi terkait berbagai inovasi UGM di bidang pertahanan. Setelahnya, Menhan berdiskusi dengan pimpinan UGM serta pimpinan fakultas terkait berbagai peluang kerja sama dan pengembangan sektor-sektor yang dianggap strategis bagi pertahanan negara.
Isu yang dibahas di antaranya terkait pengembangan unmanned aerial vehicle (UAV), pemetaan, serta agroindustri untuk mendukung kedaulatan pangan.
Menhan mengatakan, pasal 27 UUD 1945 mengamanatkan, setiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam upaya pembelaan negara. Karena itu, ia mengajak para dosen dan pimpinan universitas untuk turut memberikan andil dalam upaya pertahanan negara melalui bidang yang ditekuni masing-masing.
“Kita butuh untuk memikirkan apa yang harus kita lakukan dengan sumber daya yang kita miliki dan bagaimana melindunginya,” kata Menhan.
Dalam kesempatan yang sama, Rektor UGM menyatakan, UGM telah banyak melakukan penelitian di bidang pertahanan dan keamanan. Saat ini UGM tengah mengembangkan berbagai riset serta melakukan hilirisasi berbagai produk riset, salah satunya di bidang alat kesehatan.
Pengembangan riset-riset strategis, menurutnya, menjadi wujud upaya UGM dalam mendukung ketahanan nasional dan meningkatkan daya saing bangsa.
“Negara kita akan maju dan disegani kalau kita menguasai teknologi. Dengan teknologi kita bisa membangun kekuatan ekonomi dan juga kekuatan militer untuk bertahan jika ada bahaya yang mengancam,” ucapnya.
Kesepakatan Bersama antara UGM dengan Kementerian Pertahanan memiliki ruang lingkup yang di antaranya meliputi penyelenggaraan pendidikan, pelatihan, penelitian, pengabdian kepada masyarakat dan pengembangan kelembagaan serta penyelenggaraan kolaborasi riset dan pengembangan sumber daya.
Selain itu, kesepakatan juga meliputi penyelenggaraan kegiatan ilmiah, kajian ilmiah, seminar, dan lokakarya, penyediaan komponen pendidikan dan tenaga ahli, serta kegiatan lain yang disepakati oleh kedua pihak. (*)