Mahasiswa Unnes Giat 12 Meluncurkan Buku “Folklor Desa Nogosaren: Balutan Kisah Nogosaren”

Mahasiswi Unnes menyerahkan buku “Folklor Desa Nogosaren: Balutan Kisah Nogosaren” kepada Sekdes Angga Ramadhany di Kantor PKK Desa Nogosari, Kamis (28/8/2025). (Foto: Dwi P)

SEMARANG – Mahasiswa Universitas Negeri Semarang (Unnes) Giat 12 meluncurkan buku berjudul “Folklor Desa Nogosaren: Balutan Kisah Nogosaren”. Buku ini diharapkan dapat menginspirasi pendokumentasian budaya Desa Nogosaren yang lebih lengkap dan bervariasi.

Folklor merupakan bagian kebudayaan suatu masyarakat yang diturunkan dari generasi ke generasi, baik dalam bentuk lisan maupun contoh yang disertai gerak isyarat atau bentuk lain. Folklor dibagi menjadi tiga jenis, diantaranya folklor lisan, folklor sebagian lisan, dan folklor bukan lisan.

Desa Nogosaren merupakan sebuah desa yang menjadi bagian dari Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang. Desa ini memiliki keindahan alam yang mempesona sekaligus juga menyimpan harta karun budaya berupa folklor yang kaya makna dan nilai.

Melalui berbagai cerita rakyat, kesenian, tradisi, dan kepercayaan lokal, masyarakat Desa Nogosaren membangun identitas dan ikatan sosial yang kuat. Folklor ini tidak hanya sebagai warisan leluhur, tetapi juga menjadi satu potensi budaya yang dapat dikembangkan di masa mendatang.

Salah satu bentuk folklor sebagian lisan yang masih dilestarikan di Desa Nogosaren adalah tradisi saparan. Saparan adalah sebuah tradisi yang dikenal juga sebagai Merti Dusun. Tradisi ini dilaksanakan di bulan Safar atau Sapar dalam kalender Jawa.

Baca Juga:  Pamong Kalurahan Condongcatur Nyoto Bareng Usai Ikuti Upacara Detik-detik Proklamasi

Tradisi Saparan dimaknai sebagai ungkapan syukur atas keselamatan dan rezeki, sekaligus wujud ikhtiar memohon agar dijauhkan dari mara bahaya. Dengan demikian, adanya Tradisi Saparan yang masih hidup di masyarakat menunjukkan bahwa masyarakat Desa Nogosaren memiliki kesadaran yang tinggi terhadap pelestarian budaya lokal.

Salah satu mahasiswa Unnes GIAT 12 bernama Laela Cahyani Rosyid melakukan penulisan buku folklor di Desa Nogosaren, Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang yang dilaksanakan mulai tanggal 15 Juli 2025 hingga 24 Agustus 2024. Kegiatan ini dilaksanakan sebagai wujud melestarikan budaya lokal yang ada di Desa Nogosaren agar tidak hilang tergerus zaman.

Laela CR menjelaskan, kegiatan penyusunan folklor dimulai dengan proses pengumpulan data yang dilakukan melalui sesi wawancara langsung kepada beberapa narasumber, yang diantaranya perangkat desa, kepala dusun, ketua RT, hingga masyarakat umum mengenai sejarah desa, adat istiadat, serta kebudayaan di Desa Nogosaren. Kemudian, dilanjutkan dengan transkip data yang telah diperoleh menjadi sebuah teks cerita yang mudah dipahami.

Buku ini berjudul “Folklor Desa Nogosaren: Balutan Kisah Nogosaren” yang berisi mengenai bentuk folklor di Desa Nogosaren meliputi folklor lisan dan folklor sebagian lisan. Dalam hal ini, folklor lisan mencakup cerita rakyat mengenai sejarah di Desa Nogosaren. Di samping itu, folklor bukan lisan mencakup adat istiadat dan tari rakyat yang masih hidup di tengah masyarakat Desa Nogosaren.

Baca Juga:  Jamaah Haji Kloter 49 SOC Bersiap Wukuf di Arofah

Melalui kegiatan ini, diharapkan warisan kebudayaan Desa Nogosaren dapat terabadikan dalam bentuk buku, sehingga dapat dibaca dan dikenali oleh masyarakat sekitar, khususnya generasi muda. Semoga Buku “Folklor Desa Nogosaren: Balutan Kisah Nogosaren” dapat menginspirasi pendokumentasian budaya Desa Nogosaren yang lebih lengkap dan bervariasi. (*)

Tinggalkan Komentar