YOGYAKARTA – Penjurian calon Pemuda Pelopor Kota Yogyakarta tahun 2022 berlangsung selama tujuh hari, mulai Kamis sampai Rabu 10 Agustus 2022 di Ruang Rapat Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Pemerintah Kota Yogyakarta. Ada tiga hal unik yang dilakukan saat penjurian di Ruang Niti Rengganis Kantor Disdikpora Jalan Hayamwuruk Yogyakarta.
Dewan Juri yang terdiri dari Achmad Charris Zubair (budayawan), Ki Sutikno (pendidik), Sihono HT (jurnalis), Muhammad Helmy (wirausahawan), dan Pangky Febriantanto (pemuda pelopor), tidak hanya menilai dari empat aspek saja, yakni aspek kepemimpinan, kreativitas, keuletan, dan dampak positifnya, tetapi juri juga meminta calon Pemuda Pelopor untuk unjuk kepeloporannya. Jadi tidak hanya bicara saja, tetapi juga melakukannya. Ora mung omong wae, neng yo iso nglakoni.
Ada tiga hal unik yang dilakukan saat penjurian. Ini berbeda dengan penilaian calon Pemuda Pelopor dari kabupaten atau kota lain. Ketiga hal unik itu, nyanyi, gladi, dan ngandani. Cara seperti ini sangat mengesankan bagi 21 anak muda yang mengikuti seleksi calon Pemuda Pelopor Kota Yogyakarta 2022. “Saya mendapatkan pelajaran banyak dari mengikuti seleksi calon Pemuda Pelopor. Masukan itu tidak hanya terkait bidang kepeloporan saya, tetapi juga sikap hidup dan kecintaan terhadap bangsa dan negara,” ujar Wening Nur Aida, salah satu peserta calon Pemuda Pelopor.
Nyanyi
Ketika penjurian selama tujuh hari, setiap hari pukul 10.00, semua orang yang hadir dalam ruang rapat penilaian menyanyikan lagu Indonesia Raya. Peserta calon Pemuda Pelopor yang jadwalnya bersamaan dengan waktu ini, wajib memimpinnya.
Saat penjurian hari terakhir, Rabu 10 Agustus 2022, Achika calon Pemuda Pelopor dari Kotagede yang memimpin para dewan juri, penitia, perwakilan dari Kemantren Kotagede, dan para undangan untuk menyanyikan lagu Indonesia Raya.
Saat memimpin nyanyi lagu kebangsaan, calon Pemuda Pelopor tentu harus paham irama dan hafal lagunya. Diharapkan anak muda ini menghayati syair lagu dan yang paling penting semakin tinggi jiwa nasionalismenya serta kecintaannya terhadap bangsa dan negara.
Gladi
Peserta seleksi Pemuda Pelopor Kota Yogyakarta 2022 tidak hanya mempresentasikan kepeloporannya dalam bentuk teks, gambar, suara, dan grafis saja, tetapi juga unjuk kemampuan seni yang ditekuninya. Misalnya Muhammad Habib diminta menari Turangga Wirodya yang diciptakannya.
Dengan gerakan tangan, kaki, dan tubuhnya yang luwes, maka Habib memang benar-benar penari. Warga Kadipaten ini tidak hanya pandai menari dan menciptakan berbagai karya tari saja, tetapi juga mendirikan Sanggar Hokya Tradisional Dance. Sanggar ini menjadi tempat latihan dan aktivitas para pemuda dan masyarakat yang ingin belajar tari.
Ngandani
Sedangkan dalam proses penjurian, kelima juri calon Pemuda Pelopor Kota Yogyakarta, tidak hanya menilai saja, tetapi juga memberi masukan dan berbagi pengalaman. Selain itu juri juga selalu mengapresiasi semua peserta seleksi yang sudah sampai di tingkat penjurian.

“Anak muda itu diam saja, tidak mengonsumsi narkoba, tidak minum minuman keras, atau tidak bertindak kriminal, itu sudah prestasi, apalagi pemuda yang berkarya seperti Mas Ramdan seperti ini,” ujar Achmad Charris Zubair, salah satu dewan juri.
Ramdan dengan nama lengkapnya Ramdani Rachmat yang mewakili Kemantren Gondokusuman, mengemas sejarah dalam pertunjukkan sebagai upaya penghentian rasisme. Dia memiliki misi mulia meredam konflik berlatarbelakang etnis melalui seni pertunjukan, pameran, dan seminar.
Naskah teater yang disusun Ramdan berlatarbelakang sejarah para tokoh yang layak diteladani. Dia berharap dengan ditampilkannya para tokoh sejarah dalam seni pertunjukan akan menumbuhkan rasa cinta anak muda terhadap bangsa dan negara, menghargai perbedaan, saling tolong menolong, menjaga persatuan, mengutamakan musyawarah, dan bersikap adil.
Ki Sutikno, salah satu juri, juga mengapresiasi karya-karya peserta seleksi calon Pemuda Pelopor Yogyakarta 2022. Sebagai seorang pendidik, dia berharap kepada anak-anak muda, khususnya para Pemuda Pelopor, untuk melaksanakan Tri Tantangan dan Tri Pantangan. Ketiga tantangan itu adalah mengusir kebodohan, kemiskinan, dan keterbelakangan. Sedangkan ketiga pantangan, yakni pantang sewenang-wenang, pantang menggunakan yang bukan haknya, dan pantang berbuat asusila.
Kepala Bidang (Kabid) Pemuda, Mugi Suyatno, mewakili Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kota Yogyakarta, mengucapkan terimakasih kepada dewan juri, para panitia dari Forum Pemuda Pelopor, dan para peserta seleksi yang memperlancar dan menyukseskan proses pemilihan Pemuda Pelopor Kota Yogyakarta tahun 2022. Meski waktunya mepet dan persiapannya singkat, tetapi panitia pelaksana dari Pemuda Pelopor sebelumnya, antara lain Ronny Yahya, Ria Putri, Nungky, Viantary, Aji, dan Indra bekerja secara profesional dan tepat waktu.

Kabid Pemuda berharap para juara Pemuda Pelopor Yogyakarta 2022 bergabung dalam Forum Pemuda Pelopor. Para Pemuda Pelopor ini nanti yang akan diminta Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga untuk menyukseskan program-programnya, tidak hanya terkait dengan kepemudaan saja, tetapi juga percepatan pemulihan ekonomi, khususnya bidang kewirausahaan pemuda. (*)