YOGYAKARTA – Hobi tenis meja sejak muda, Guntur Pamudji belum kehilangan feeling dalam menerima dan mengembalikan bola di usianya yang kini memasuki 68 tahun. Ia pun tak pelit berbagi teknik menerima dan memukul bola kala sesi latihan pingpong.
“Mulai main pingpong saat masih SD. Lanjut ada guru SMP yang bawa meja pingpong ke rumah, terus saya ikut latihan,” ungkap Guntur Pamudji, di sela melatih Tim Tenis Meja Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) DIY di Gedung PWI DIY Jalan Gambiran 45, Jumat 12 Agustus 2022.
Tenis meja atau pingpong rupanya terus mengiringi langkah Guntur hingga dewasa bahkan hingga masuk kerja. Ia mengisahkan, pada 1983 mengikuti kejuaraan nasional tenis meja, didapuk mewakili DIY. Pada waktu itu DIY juara lima nasional kategori beregu. Lewat cabang olahraga tenis meja, Guntur kemudian mewakili DIY pada Pekan Kesehatan dan Kesegaran Jasmani Karyawan (PKKJK). “Sejak 1985 sampai sekarang menekuni kepelatihan. Pertama kali melatih dulu di sekolah pengatur rawat gigi (SPRG) Pingit,” kenang Guntur.
Sebelum pandemi, Guntur melatih di salah satu SMP swasta ternama di Yogya juga melatih di beberapa klub tenis meja. “Pernah melatih antara lain di klub RAC Kuncen, Deasira Karangjati, sekarang tiga kali seminggu melatih privat di tempat Prof Dr dr Soewadi MPH SpKJ dan melatih privat di satu tempat lain,” terang Guntur yang tinggal di Tamantirto Kasihan, Bantul.
Hobi pingpong rupanya menurun pada anaknya. Tiga dari lima anak Guntur menekuni pingpong dan menorehkan prestasi bahkan salah satunya pernah mewakili Indonesia pada ajang kejuaraan Asean yunior di Thailand.
“Berlatih pingpong dimulai dari dasar. Bagaimana cara memegang bet yang benar. Belajar pukulan servis, mengasah forehand, backhand, chop, setelah lancar lanjut top spin kanan dan kiri. Kalau di PWI DIY ini teman-teman lumayan banyak yang karep. Tinggal diperbanyak mengikuti kejuaraan atau latih tanding,” tuturnya. (Sukron)