PURBALINGGA – Bak gayung bersambut, keinginan perajin knalpot di Kabupaten Purbalingga untuk mendapatkan Standar Nasional Indoesia (SNI), bagi produknya akan menjadi kenyataan. Badan Standardisasi Nasional (BSN) membuka peluang mengeluarkan SNI untuk knapot buatan perajin Kabupaten Purbalingga.
Hal itu, diungkapkan oleh Kepala Kantor Layanan Teknis BSN Bandung Hardiles kepada Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Dinperindag) Kabupaten Purbalingga, kemarin. Dia mengungkapkan, BSN akan segera lakukan pembahasan internal untuk menyusun kajian spesifikasi komponen knalpot Kabupaten Purbalingga, untuk bisa mendapatkan SNI.
“Kajian akan dilakukan dengan melibatkan akademisi serta stakeholders lain yang terkait,” katanya.
Dia mengungkapkan, perwakilan dari Direktorat LMEA Kemenperin mengungkapkan siap untuk memberikan fasilitasi dan pendampingan agar proses sertifikasi ini berjalan dengan baik. “Sehingga SNI nantinya benar-benar bisa dipakai dan diterapkan secara nasional,” katanya.
Namun, hal itu dilakukan jika Kabupaten Purbalingga mengusulkan SNI khusus produk knalpotnya. Diketahui selama ini, SNI menjadi salah satu harapan para perajin knalpot di Purbalingga. Karena, knalpot Purbalingga merupakan knalpot handmade atau buatan tangan.
Kepala Dinperindag Kabupaten Purbalingga Johan Arigin mengatakan, SNI knalpot handmade sangat penting dalam rangka meningkatkan daya saing produk knalpot Purbalingga. Sekaligus meningkatkan citra produk dari selama ini yang dianggap sebagai produk non standar, serta ilegal.
“Dari audensi dengan Kepala Kantor Layanan Teknis BSN di Bandung Jawa Barat, menunjukkan titik terang untuk bisa distandarisasi secara nasional,” katanya.
Dia menambahkan, untuk mengangkat daya saing IKM Knalpot salah satunya melakukan komunikasi dan koordinasi dengan Universitas Diponegoro Semarang, serta PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia. Hal itu dilakukan agar program SNI Knalpot aftermarket ini bisa menjadi salah satu kegiatan yang dikerjasamakan. (Prima Intan DI)