JAKARTA – Vaksinasi PMK (Penyakit Mulut dan Kuku) pada hewan ternak di Indonesia, sampai Desember 2022, baru mencapai 13,85 persen. Berdasarkan data dari Kementerian Pertanian, total populasi hewan ternak di Indonesia berjumlah 64.965.383 ekor, sedangkan capaian vaksinasi 9.000.309 ekor.
Dari enam jenis hewan ternak, jenis Sapi Perah yang persentasenya paling banyak mendapatkan vaksinasi PMK. Jumlah populasi 578.579 ekor Sapi Perah, yang sudah divaksinasi 317.975 ekor. Persentasinya mencapai 55 persen. Kemudian disusul Sapi Potong dari 18.053.710 ekor yang divaksinasi 7.079.812 ekor atau 39,2 persen.
Selanjutnya hewan ternak Kerbau dari 1.189.260 ekor yang divaksinasi 166.179 ekor atau 14 persen, Babi dari 8.011.776 ekor yang divaksinasi 397.481 ekor atau 5 persen, Kambing dari 19.229.067 ekor yang divaksinasi 718.282 ekor atau 3,73 persen, dan Domba dari 17.902.991 ekor yang divaksinasi 320.200 ekor atau 1,78 persen.
Juru Biacara Pemerintah untuk Penanganan PMK, Wiku Adisasmito, mengemukakan sejak pemerintah membentuk Satgas PMK pada Juni 2022, kasus aktif PMK cenderung menurun. Kasus PMK dilaporkan pertama kali pada 10 April 2022 dan dalam waktu satu bulan sudah meluas ke 18 provinsi di Indonesia.
“Dari waktu ke waktu sejak Satgas PMK dibentuk pada Juni 2022, sampai dengan sekarang, kasusnya sempat naik, kemudian turun. Saat ini kasus aktif sudah turun,” ujar Wiku Adisasmito, Selasa (20/12/2022).
Untuk menangani kasus PMK, Satgas PMK mengandalkan 5 strategi utama. Pertama, biosecurity yang bertujuan menjaga lalu lintas ternak. Kedua, pengobatan ke hewan yang sakit dan meningkatkan imunitasnya. Ketiga, vaksinasi yang diberikan kepada hewan ternak sehat. Keempat, testing melakukan uji Elisa untuk mengecek keberadaan antibody dan PCR untuk memastikan keberadaan virus ada atau tidak. Kelima, potong bersyarat, melakukan pemotongan ternak yang positif PMK. (*)