Digelar Saat Pandemi, Dieng Culture Festival Digelar Secara Hybrid

Prosesi ritual mencukur rambut anak gimbal di Dieng, Banjarnegara.

BANJARNEGARA – Acara Dieng Culture Festival (DCF) tahun 2021, 1-3 November 2021, digelar penuh kesederhaaan dan berbeda dengan tahun sebelumnya. Hal itu, disebabkan kondisi saat ini yang masih dalam pandemi Covid-19.

Sejumlah kegiatan unggulan yang dilaksanakan pada penyelenggaraan sebelumnya, tak lagi digelar. Seperti, Jazz Atas Awan, Kirab Budaya dan Pesta Lampion. Sejumlah kegiatan utama itu merupakan yang paling dinantikan wisatawan.

Namun, kegiatan utama yakni ritual cukur rambut gimbal tetap digelar meski dalam bautan kesederhaan. Meski demikian, ritual yang digelar di masa pandemi ini tidak menghilangkan makna dari ritual cukur rambut gimbal.

Seperti ruwatan tahun lalu, di masa pandemi ruwatan rambut gimbal tidak dilakukan di komplek Candi Arjuna, melainkan di rumah budaya Dieng. Yakni, mulai dari acara jamasan, hingga ritual mencukur rambut anak berambut gimbal atau yang disebut anak bajang.

Ketua Panitia DCF 2021 Alif Faozi mengatakan, tahun ini merupakan tahun ke-12 DCF dilaksanakan. Pelaksanaan DCF 2021 digelar secara hybrid, yakni digelar secara offline dengan peserta terbatas. Serta disiarkan secara online.

Baca Juga:  Gunakan Drone, Ditlantas Polda Jateng Sosialisasi Penindakan Pelanggaran Lalu Lintas di Purbalingga

Hal itu dilakukan karena penyelenggaraan DCF 2021 digelar masih dalam suasana pandemi Covid-19. “Tahun lalu (2020, red), kami menggelar secara virtual sepenuhnya,” katanya kepada Wiradesa, Selasa, 2 November 2021.

Dijelaskan, dalam kegiatan ritual mencukur rambut anak bajang, ada lima anak berambut gimbal yang akan mengikuti acara tersebut. “Dua anak dari Banjarnegara, dua anak dari Wonosobo, dan satu anak dari Bantul,” jelasnya.

Sementara itu, berdasarkan keterangan tokoh adat Dieng Sumanto, anak berambut gimbal atau juga disebut anak bajang ini biasanya panas tinggi saat mulai tumbuh gimbalnya. Uniknya, jika dicukur tanpa memenuhi permintaan anak, rambut gimbal akan kembali tumbuh.

“Biasanya awal tumbuh panas tinggi. Anaknya juga cenderung aktif. Tetapi kalau mau dicukur harus memenuhi permintaan anak. Makanya, setiap akan ritual permintaan anak harus dipenuhi dulu. Karena kalau tidak rambut akan tumbuh gimbal lagi,” jelasnya.

Dalam acara ini juga diberikan bantuan dari Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Purwokerto kepada Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Dieng Pandawa. Bantuan diberikan langsung oleh Kepala Kantor Perwakilan BI Purwokerto Samsun Hadi. (Prima Intan DI)

Baca Juga:  Kawasan Wisata Dieng Banjarnegara Kembali Dibuka

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *