SLEMAN – Kopi Klengkeng di Cibuk Kidul, Margoluwih, Seyegan, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, menawarkan sensasi ala petani. Pengunjung mendapatkan edukasi, panen sendiri, dan minum kopi di area kebun klengkeng.
Pengunjung yang biasanya rombongan, begitu tiga di Kopi Klengkeng, pertama mendapat edukasi tentang budidaya klengkeng dan buah lainnya di pendapa. Kemudian diajak berkeliling kebun buah seluas 1,5 hektar untuk memetik sendiri buah klengkeng, buah alpokat, dan jambu kristal.
Setelah berjalan-jalan ke kebun dan memanen buah, pengunjung kembali ke pendapa untuk minum kopi atau minuman lain yang diinginkan. “Para pengunjung, bukan hanya dari siswa sekolah atau mahasiswa, tetapi juga dari karyawan kantor dan organisasi atau kelompok masyarakat,” ujar Beni Rosita, pengelola Kopi Klengkeng, kepada Wiradesa.co, Senin 7 Oktober 2024.
Jenis klengkeng yang ditanam di kebun Kopi Klengkeng adalah klengkeng new kristal. Sedangkan alpukatnya jenis alpukat alligator dan alpukat kendil. Jambunya jenis jambu kristal. Harganya kalau petik sendiri untuk klengkeng Rp 50.000 per kilogram.
Saat ini di kebun Kopi Klengkeng tertanami 460 pohon klengkeng, 35 pohon alpukat, dan 30 jambu kristal. “Persoalan kami hanya satu, kurang lahan,” tegas Beni, dengan nada canda. Dengan lahan 1,5 hektar dan banyaknya tamu yang berkunjung, perlu penambahan area kebun buah.
Untuk memenuhi permintaan pengunjung agar bisa memetik buah sendiri, khususnya pada musim liburan dan tahun baru, pihak pengelola sudah menyiapkan trik khusus. “Kami mengatur pembuahannya, agar pohon klengkeng, alpukat, dan jambu berbuah saat liburan sekolah dan tahun baru,” kata Beni Rosita.
Berkunjung ke Kopi Klengkeng, selain wisatawan mendapat edukasi tentang budidaya klengkeng, juga bisa memetik buah sendiri, minum kopi, dan menikmati suasana pedesaan yang asri. Sebuah wisata yang mencerahkan pikiran, menyenangkan hati, dan menyegarkan badan. (Ono)