Halal Bihalal KKG PAI SD, Gunakan Pola Pikir Nubuwah Perkuat Moderasi Beragama

Silaturahmi dan Halal Bihalal Kelompok Kerja Guru (KKG) PAI Sekolah Dasar Kulonprogo. (Foto: Istimewa)

KULONPROGO – Logika nubuwah adalah cara berpikir yang masuk akal dan manusiawi. Pola pikir ini sarat akan keluhuran dan ketinggian derajat manusia. Sehingga dapat memuliakan diri seseorang di hadapan Allah Swt.

Kepala Kankemenag Kulonprogo, HM Wahib Jamil, S.Ag. M.Pd. menyampaikan hal itu saat menghadiri Silaturahmi dan Halal Bihalal Kelompok Kerja Guru (KKG) PAI Sekolah Dasar yang berlangsung di Aula Adikarto Pemda Kulonprogo, Jumat 5 Mei 2023 pagi.

“Seorang manusia hendaklah berpikir dengan logika nubuwah. Yaitu cara berpikir yang masuk akal dan manusiawi. Pola pikir ini sarat dengan keluhuran dan ketinggian derajat manusia. Sehingga dapat memuliakan diri seseorang di hadapan Allah SWT,” ucap Wahib.

Menggunakan pola pikir nubuwah, lanjutnya, yakni dengan berfokus pada Allah sehingga kita akan menjalankan fungsi agama dengan baik. Agama membentuk akhlak, persaudaraan, kesejahteraan, dan keseimbangan.

Diharapkan dengan menggunakan pola pikir nubuwah dapat memperkuat moderasi beragama. Yang indikatornya antara lain komitmen kebangsaan, toleransi, antikekerasan, serta adaptif terhadap budaya dan tradisi.

Baca Juga:  Mbah Seno, Korban Hanyut Sungai Oya Ditemukan Meninggal Dunia

“Kemudian agama harus kita jadikan sebagai spirit kehidupan sehari–hari. Agama yang menuntun segala perilaku, sehingga kita akan selalu merasa diawasi oleh Allah Swt. Allah itu tergantung dari prasangka hambanya. Maka hendaklah kita selalu berprasangka baik kepada Allah. Isi pikiran dengan kalimat-kalimat yang positif, dan hindari ucapan serta perbuatan negatif,” pinta Jamil.

Dalam perjalanan hidup manusia, segala kebaikan akan kembali kepada diri sendiri. Begitu pula dengan perbuatan buruk yang kita lakukan. Segala amal kebaikan maupun keburukan yang dilakukan selalu diawasi Allah. Dan semua itu akan dipertanggungjawabkan di hadapan Allah kelak.

“Tidak ada manusia yang sempurna maka wajib saling memaafkan, tidak mengungkapkan aib orang lain, menjalin silaturrahmi. Sehingga di Syawal ini kita akan menjadi manusia yang lebih baik lagi dan memperoleh derajat takwa. Akan lebih baik lagi jika kita mampu melestarikan amalan Ramadan kemarin pada bulan-bulan selanjutnya,” pungkasnya. (*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *