YOGYAKARTA – Menyedihkan, kebutuhan pangan bangsa Indonesia sangat bergantung dari impor. Tanah air tercinta Negara Kesatuan Republik Indonesia yang selama ini dikenal dengan kesuburannya, ternyata sampai saat ini belum mampu memenuhi kebutuhan pangan rakyatnya sendiri.
Untuk memenuhi pangan rakyatnya, negara Indonesia masih banyak bergantung dari negara asing. Hal itu terlihat dari data BPS tahun 2021, pada periode Januari sampai Agustus, ada 26 bahan pangan yang impor. Nilai impornya untuk beras saja 124,8 juta dolar AS dengan volume impor 277.514,7 ton. Sedangkan kedelai nilai impornya belum satu tahun (delapan bulan) sudah 1,2 miliar dolar AS dengan volume impor 1,9 juta ton.
“Impor komoditas pangan, dari tahun ke tahun terus meningkat,” ujar Profesor Dwi Andreas Santosa, ahli pangan dari Institut Pertanian Bogor, Sabtu 5 Maret 2022. Menurutnya, peningkatannya sangat fantastis. Impor delapan komoditas pangan pada tahun 2008 hanya mencapai volume 8 juta ton, tetapi tahun 2018 melonjak menjadi 27,6 juta ton.
Berdasarkan data dari Kementerian Pertanian, pada semester I bulan Januari sampai Juni 2019, nilai impor pangan mencapai Rp 35,5 triliun. Sedangkan ekspornya hanya senilai Rp 171 miliar. Dengan nilai yang puluhan triliun rupiah, hanya dalam waktu enam bulan, maka pasti ada pihak yang terus mendukung impor pangan dari negara asing.
Tingginya impor pangan ini berdampak bagi petani Indonesia yang berdarah-darah mengupayakan produksi komoditas pangan. Para petani terus dioyak-oyak agar meningkatkan produktivitas hasil tanaman pangannya, tetapi tidak ada jaminan harga. Sehingga petani terombang-ambing.
Hampir bisa dipastikan jika panen raya tiba, harganya pasti anjlok di bawah biaya produksi. Sedangkan jika tidak panen, harganya melambung tinggi. Jika situasi dan kondisi seperti itu, maka importir pangan, sangat menikmati. Karena baik nilai maupun volume impor akan naik drastis.
Saat ini ada beberapa komoditas pangan yang harganya naik dan menyulitkan pedagang dan masyarakat. Komoditas pangan itu, antara lain kedelai, minyak goreng, dan daging sapi. Tiga komoditas pangan ini sepertinya sulit dikendalikan. Sehingga bangsa Indonesia sering dibuat pusing dengan tidak terkendalinya harga kedelai, minyak soreng, dan daging sapi. (Ono)