Komunitas Segamubeng Kotabaru, Memulai Hari dengan Berbagi

Para relawan foto bersama setelah sharing pengalaman. (Foto: Wiradesa)

YOGYAKARTA- Rutin di setiap Sabtu pukul 05.15 WIB Komunitas Segamubeng Kotabaru bagikan makanan gratis kepada masyarakat Yogyakarta. Sekitar 500 bungkus nasi dibagikan setiap pekannya.

Tidak sembarangan, komunitas Segamubeng memiliki belasan rute dalam membagi nasi. Sekitar 50 relawan berkelompok dan berpencar untuk membagikan nasi sesuai jatah rutenya. Mulai dari sekitar Kotabaru, Malioboro, Janti, jalan Magelang hingga Jalan Kaliurang.

Sebelum berangkat, kegiatan dimulai dengan doa bersama dan breafing tentang masyarakat prioritas yang diberikan nasi bungkus seperti tuna wisma, pemulung, tukang becak, pengemis, tukang sapu dan orang terpinggirkan lainnya. Para relawan diminta menjaga sikap dan meluangkan waktu untuk mendengarkan dan bercerita.

Pukul 05.15 WIB para relawan meninggalkan Gedung Karya Sosial (GKS) Widyamandala Kotabaru dan bergegas berangkat sesuai rutenya kemudian membagikan nasi. Ada yang jalan, bermotor dan yang rute yang jauh ditempuh dengan mobil.

Setelah nasi habis para relawan kembali ke GKS Widyamandala untuk menyeduh teh dan kopi serta sarapan bersama. Kegiatan ini rutin diikuti oleh relawan lintas Iman. Mulai dari Katholik, Kristen dan Islam.

Baca Juga:  Berolah Raga dan Berolah Rasa bersama Selintang

Tak sampai di situ. Setelah puas melahap hidangan. Selanjutnya para relawan diberi waktu untuk sharing dan berbagi pengalamannya saat membagikan nasinya.

Nanang, Mahasiswa komunitas Simpul Iman UIN Sunan Kalijaga sharing dan berbagi pengalamannya. Ia mengaku tersentuh hatinya saat memberikan nasi kepada seorang pemulung bersepeda ontel. Seorang nomaden yang ia temui di selatan Gramedia.

“Bapak itu pulang sekitar sebulan sekali, rumahnya di Purworejo. Sehari-hari mengayuh ontelnya untuk mencari rongsokan. Tidak hanya di Jogja, ia juga sampai Tegal bahkan pernah sampai Lampung,” jelas Nanang dengan mata berkaca-kaca.

Kegiatan Segamubeng selalu asyik dan penuh makna. Menurut Beny, seorang relawan yang sudah lama dan konsisten, walaupun kegiatan ini rutin dilaksanakan setiap Sabtu pagi, tetapi setiap Sabtu dia selalu mendapat pengalaman baru. (Yuniar Avicenna)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *