KTD Lombok Ijo Tanam dan Olah Herbal

Aneka tanaman di KTD Lombok Ijo (Foto: Wiradesa)

KOTA YOGYA – Wilayah kota seringkali identik dengan bangunan-bangunan tinggi dan padat. Namun siapa sangka di balik itu, banyak orang masih bisa melaksanakan aktivitas pertanian. Seperti yang dilakukan Kelompok Tani Dewasa (KTD) Lombok Ijo.

Kelompok tersebut berada di RT 13/RW 04, Demangan, Gondokusuman, Kota Yogyakarta. Dirintis sejak 2016. Di atas tanah bekas bangunan mereka menanam aneka tanaman herbal. Mulai dari jahe merah, daun sirih hingga bawang merah. Semuanya tertata rapi.

“Di sini ada tanaman toga, ada buah, beberapa sayuran. Tapi kalau sayuran di musim kayak gini agak susah, cepat busuk,” kata Sekretaris KTD Lombok Ijo Desi Trihapsari saat ditemui Wiradesa.co, Kamis 8 April 2021.

Pengelola KTD Lombok Ijo (Foto: Wiradesa)

Desi mengatakan, lahan yang dihijaukan tersebut mereka pinjam karena lahan sudah lama terbengkalai. Tempat yang awalnya nganggur, kini menjadi lahan produktif dan bisa dinikmati masyarakat.

Setiap hari anggota KTD Lombok Ijo yang berjumlah 20 orang, secara bergantian melakukan perawatan. Seperti melakukan penyiraman, bersih-bersih hingga memberi pupuk. “Setiap hari kami gantian menyiram, kadang memberi pupuk juga,” katanya.

Baca Juga:  HUT SMSI ke-5: Kerja Sama TNI AD-SMSI Diapresiasi Jenderal Dudung Abdurachman

Lebih lanjut Desi menerangkan, hasil dari pertanian tersebut dijual kepada anggota dan masyarakat sekitar. Selain itu, mereka olah menjadi empon-empon. “Olahan unggulan kita buat jamu. Jamu instan. Empon-empon, dari jahe merah, kunir. Kayak gitu unggulan kita,” ucapnya.

Karena SDM dan alat untuk produksi masih terbatas, mereka melakukan produkusi satu bulan sekali. Meski demikian, hasil dari produksi mereka tidak pernah sepi pesanan.

Menurut Ketua KTD Lombok Ijo, Slamet, kelompok tersebut berdiri sejak 2016, dengan beranggotakan ibu-ibu. “Berdiri sejak 2016. Yang mengelola semuanya ibu-ibu,” ucapnya.

Slamet berharap kebun tersebut ke depannya semakin berkembang, dan konsisten berproduksi. (Syarifuddin)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *