“……Oh…Jogjakarta kotaku tercinta// Oh….Jogjakarta akan selalu kujaga….”
Itulah sepenggal syair lagu “Lagu Jogjakarta” yang diciptakan dan dinyanyikan Leo (27 tahun) alias Win Tyas Wahyuning Leo Minonsara saat mengikuti seleksi calon pemuda pelopor Kota Yogyakarta di Kantor Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kota Yogyakarta, Kamis 4 Agustus 2022.
Lagu Jogjakarta bagi Leo merupakan wujud kecintaannya terhadap Kota Yogyakarta. Meski, diakuinya anak muda urakan, seenaknya sendiri, dan sering dipandang negatif oleh sebagian masyarakat, namun dia membuktikan mampu berkarya.
Karya yang dirilis tahun 2019 bertepatan dengan HUT Kota Yogyakarta ternyata diapresiasi dan diterima masyarakat. Setiap Leo pentas bersama rekan-rekannya yang tergabung dalam grup band Lost Stroom, sambutannya luar biasa. Penontonnya bareng-bareng ikut nyanyi “Lagu Jogjakarta” yang membuat bulu kuduk berdiri, rasanya merinding.
Grup band yang didirikan bergenre atau beraliran Ska, hampir mirip dengan Shaggydog atau TipX. Tetapi Lost Stroom berbeda dengan grup-grup band tersebut, karena memasukkan suara musik lokal di dalamnya. “Kami memasukkan unsur musik keroncong,” jelas Leo kepada Wiradesa, Kamis 18 Agustus 2022.
Penggemar musik Lost Stroom, kebanyakan anak muda dan supporter sepakbola. Namun pecinta musik Ska ini bersikap sportif, tertib, aman, dan tidak suka ribut antarteman. Seringkali antarmereka bertabrakan saat joget bareng, tetapi mereka hepi dan ceria. Komunitas Ska memiliki kesenangan dan hobi yang sama. Mereka sudah memiliki kesadaran bahwa kebersamaan itu menyenangkan. Jadi rasa simpati, empati, dan peduli terhadap teman itu tinggi.
“Kami menganggap penikmat musik Ska, khususnya yang suka Loststroom, itu teman sendiri, bukan fans. Jadi kami tidak punya jarak dengan penonton. Sebelum pentas, kami ngobrol bareng di sekitar panggung,” papar Leo. Keakraban ini yang ingin terus dibangun para personel Loststroom terhadap penggemarnya.

Salah satu supporter sepakbola, Bethes Sapto Demokrasi, mengaku awalnya tidak tahu lagu Leo dan tidak mengikuti aktivitas grup band Lost Stroom. Tapi setelah mendengar Lagu Jogjakarta kok dirasakan enak, bagus, dan gampang dicerna, akhirnya mengenal anak muda dari Tegal Panggung, Danurejan, Yogyakarta ini, dan karya-karyanya.
Bahkan saat ini, Bethes, tidak hanya sebagai penggemar, tetapi menjadi bagian dari grup Lost Stroom. “Saya sekarang ditugasi untuk mendokumentasikan segala aktivitas Mas Leo dan teman-temannya di Lost Stroom. Saya membuat foto, video, tulisan, dan materi-materi konten untuk sosial media,” papar Bethes.
Leo, anak muda yang lahir di Yogyakarta 3 April 1995 tidak memiliki keinginan yang muluk-muluk dalam hidupnya. Dia hanya ingin berusaha untuk berguna bagi orang lain, mekipun hanya secuil.
Leo memang belum setenar Katon KLAProject, dan para personel Shaggydog, Sheila On7, Jikustik, Seventeen, Letto, dan grup band terkenal lainnya dari Yogyakarta, tetapi anak muda ini sudah berkarya dan karyanya punya arti penting bagi Kota Yogyakarta. Ada pesan simpati pada syair Lagu Jogjakarta, “……Oh…Jogjakarta kotaku tercinta// Oh….Jogjakarta akan selalu kujaga….”. (*)