KULONPROGO-Paguyuban Jathilan Turonggo Katon melaksanakan upacara Nggombekke Jaran sebagai bagian dari tradisi Suran pada Minggu 28 Juli 2024. Ketua Paguyuban Jathilan Turonggo Katon Padukuhan Karangwetan Salamrejo Sentolo Teguh Widodo mengatakan, tradisi Ngombekke Jaran di Bulan Sura merupakan tradisi di masa lalu yang kini dihidupkan kembali.
“Dulu sewaktu saya masih kecil tradisi semacam ini sudah ada. Hanya saja sempat terhenti lama. Mungkin sekitar 20 tahunan. Tahun ini kembali diadakan,” kata Teguh kepada wiradesa.co, Rabu 31 Juli 2024.
Teguh mengatakan, pentas Turonggo Katon sebagai awal kebangkitan di era masa kini dimulai tahun lalu. Ketika dalam rangka tradisi Nyadran, salah satu seni tradisi yang dipentaskan adalah Jathilan Turonggo Katon. Latihan rutin dan pentas pun dilaksanakan beberapa kali dalam setahun. Termasuk dalam bulan Sura tahun ini. Sebelum pentas dalam suasana Hari Jadi ke-91 Salamrejo, diadakan upacara Ngombekke Jaran sebagai bagian tradisi Suran.
“Ada delapan pemain jathilan, penthul bejer dua orang, cepet gople dua orang, barongan dan kenek dua orang semua turun ke pinggir Kali Progo. Juga pemain pengiring. Satu kendang, pongdil satu, pemain kecrek, angklung tiga orang terlibat dalam acara ini,” imbuh Teguh.
Acara Ngombekke Jaran dimulai dengan kirab diiringi musik jathilan. Kirab sepanjang 300 meter dari lokasi pentas menuju tepi Kali Progo. Jaran dibasuh pakai air kali, juga topeng dan barongan. Setelah itu naik ke pulau atau batuan yang ada di tepi kali. Semua pemain jathilan joget diiringi musik jathilan sekitar lima menit. Jaran kepang menjalani proses minum di pinggir kali.
“Syukuran minum dawet plus makan gudangan dan nasi tumpeng,” jelasnya.
Teguh berharap, upacara Ngombekke Jaran bisa dilaksanakan rutin khususnya di Bulan Sura. Ia juga berharap generasi muda makin mengenal jathilan sebagai atraksi seni budaya yang adiluhung. (Sukron)