BANTUL – Pondok Pesantren (Ponpes) Islamic Study Center (ISC) Aswaja Lintang Songo berbeda dengan pesantren lainnya. Di pesantren ini, para santri tidak hanya diajarkan tentang ilmu agama, menghafal dan mengaji, tetapi mereka juga dididik berwirausaha yang dikelola langsung oleh santri.
Salah satu usaha yang dijalankan oleh para santri di pesantren ini adalah berternak. “Para santri, kami didik untuk berternak kambing, sapi, ayam kampung, ayam hias, ayam pedaging, dan ayam petelor,” ungkap pimpinan Ponpes Lintang Songo, KH. Heri Kuswanto di Pagerjurang, Sitimulyo, Piyungan, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Minggu (24/1/2021).
Untuk meminimalisir pengeluaran biaya pakan, santri menggunakan sisa nasi makan, untuk pakan. Selain itu santri juga membuat pakan alternatif lain dengan budidaya maggot. Hasil larva maggot selain untuk pakan ayam, sisa makan maggot bisa untuk pupuk tanaman sayuran dan buah-buahan.
Mulai tahun 2020, Pesantren Lintang Songo membudidayakan maggot. Binatang yang selama ini dipandang menjijikkan ternyata bermanfaat dan mempunyai nilai ekonomis yang tinggi. Larva dari lalat hitam ini sangat baik untuk pakan ayam. Budidayanya juga mudah. Pakannya sampah sisa makanan dan buah-buahan.
Siroj, salah seorang santri yang menjaga peternakan, mengemukakan dirinya menggunakan maggot sebagai pakan alternatif untuk menekan biaya pakan. Jika pakai konsentrat terus, biayanya mahal. Ongkos produksinya menjadi tinggi. Maggot berumur dua minggu bisa dijadikan pakan untuk ayam. “Larva maggot umur 14 hari sudah bisa jadi pakan,” kata Siroj.
Usaha pertanian yang dijalankan para santri di Lintang Songo semuanya terintegrasi, terpadu. “Pokoknya di sini tidak ada yang terbuang. Semua bisa dimanfaatkan. Terpadu. Kotoran ayam untuk pupuk di sawah, sawah menghasilkan jerami, padi, beras, dan katul. Jerami untuk pakan sapi, katul untuk pakan ayam,” papar Kyai Heri, yang pernah mendapatkan penghargaan Pertanian LM3 dari Kementerian Pertanian.
Dengan usaha peternakan, pertanian, perkebunan, perikanan, dan usaha home industry, Lintang Songo mampu memenuhi santri yang berjumlah 70 orang secara mandiri. Lintang Songo mampu mewujudkan ketahanan pangan dengan memanfaatkan lahan sekitar 4 hektar di Dusun Pagergunung. (Syarifuddin)