YOGYAKARTA – Keluhan sakit di bagian lumbar tulang belakang tak kunjung sembuh membuat Marjunul Noor Purwoko mencari alternatif penyembuhan metode self healing. Setiap hari dia berlatih, melakukan gerakan-gerakan pada bagian tubuh tertentu guna membetulkan posisi lumbar.
“Pernah sampai tak kuat duduk lama. Rupanya terjadi penyimpangan pada bagian tulang belakang bawah. Dengan berlatih sekaligus sebagai bagian dari terapi, penyimpangan lama-lama membaik,” kata Marjunul ditemui di rumahnya di kawasan Jalan Abimanyu 7C Wirobrajan, Kota Yogya.
Metode self healing dengan cara mengoreksi penyimpangan struktur tubuh seperti badan bungkuk, atau karena tubuh memuntir ke satu arah, misal kanan menurut founder Terapi Senam Indonesia (TSI) itu dapat menjadi salah satu pemicu beberapa keluhan kesehatan.
“Permasalahannya, misal bila struktur pada bagian tubuh ada penyimpangan, bisa berpengaruh pada kinerja organ. Namun, analisis seperti itu tak semua orang tahu,” tuturnya.
Ditambahkan Marjunul di sekujur tubuh manusia secara keseluruhan terdapat 24 potensi puntiran. Terbagi menjadi empat kelompok dan masing-masing kelompok dengan 6 varian.
“Metode Terapi Senam Indonesia (TSI) bisa menjadi terapi alternatif orang-orang dengan berbagai keluhan kesehatan. Mulai syaraf kejepit, gerd, jantung, asma, skoliosis, stroke, vertigo, diabetes, benjolan payudara, HNP, bahkan sakit kulit dan rambut rontok ada yang sembuh dengan TSI,” jelasnya beberapa waktu lalu.
Dengan gerakan khusus puntir balik dari arah yang menyimpang setelah dideteksi dengan analisis kaidah TSI, pembuluh darah, baik arteri, vena maupun kapiler yang menyebar bersamaan dengan daging dan otot mengikuti struktur tulang yang semula turut kepuntir dan macet akan lancar kembali. Dengan lancarnya semua pembuluh darah, maka semua organ akan membaik karena kebutuhan nutrisi tubuh terpenuhi secara self healing.
Menemukan dan mengembangkan gerakan Terapi Senam Indonesia dimulai Marjunul semenjak 2018. Ketika ia mulai mengikuti pelatihan selanjutnya melakukan eksplorasi gerakan buat terapi pembetulan struktur tubuh yang kemudian dinamai metode TSI dan kini ia menjadi trainer TSI.
Berbagai usaha pernah dijalani Marjunul sebelum fokus sebagi trainer TSI. “Pengalaman kerja pernah buka usaha komputer, investasi ke warung makan, bisnis hijab, kosmetik tapi nggak balik. Ketemu metode penyembuhan TSI, riset dengan diskusi dengan pasien. Ternyata banyak yang tertolong dengan metode TSI ini,” ucapnya. (Sukron)