SLEMAN – Tanah palungguh Carik Condongcatur Riska Dian Nur Lestari S.TP M.Sc di lahan Tiyasan ditanami buah semangka dan kelengkeng serta alpukat. Di lahan seluas kurang lebih 11.000 meter persegi itu juga ditanami cabai, tomat dan timun.
“Untuk penanaman dan perawatan dibantu tim. Untuk alpukat ada sekitar 150 pohon. Jenis kendil, aligator dan miki. Alpukat dan kelengkeng baru bisa produksi tiga tahun lagi,” kata Riska.
Pohon kelengkeng tertanam di kebun yaitu jenis new kristal, sekitar 100 pohon. Lainnya terdapat pohon sawo, nangka madu, cempedak, mangga kyujay, duwet putih dan ungu serta sirsat madu.
“Sebagian lahan ditanami semangka,” sambungnya. Pada Kamis 7 Desember 2023, tanaman semangka mulai bisa dipanen.
Panewu Depok Wawan Widiyantoro yang hadir pada panen semangka siang itu mengapresiasi atas inisiatif Riska dengan menanami tanah palungguh untuk bertani aneka buah dan sayuran.
“Ini sangat baik karena tak mengubah fungsi lahan pertanian namun tetap bisa menghasilkan. Panennya bagus. Apa yang dilakukan dapat dicontoh para generasi muda khususnya dalam mengembangkan pertanian,” ujar Wawan.
Lurah Condongcatur Reno Candra Sangaji yang turut memanen semangka memuji langkah pemanfaatan lahan dan hasil panenannya. “Tanaman semangka, cabai, tomat, bahkan pohon kelengkeng dan alpukat tumbuh subur. Panen bagus. Semoga sukses sebagai petani milenial ke depannya,” harap Reno.
Ditambahkan Reno, lahan pertanian kelak dapat dikembangkan menjadi semacam arena wisata petik buah. Tatkala ada kunjungan dari daerah lain ke Condongcatur khususnya terkait pertanian. Para tamu dapat diarahkan ke lokasi pertanian di Tiyasan sembari praktik mananam dan mengelola lahan agar dapat menghasilkan panen maksimal.
Semangka panenan bisa dikonsumsi dua hari setelah panen. “Harga semangka perkilo Rp 8 ribu.Pengunjung bisa petik langsung,” jelas Endy Sutarjo, yang dipasrahi Riska merawat tanaman. (*)