Petani Cerdas Air: Tanam Melon di Bekas Galon

Tanaman melon sistem petani cerdas air di Tambakrejo, Semanu, Semanu, Gunungkidul, Kamis (7/12/2023). (Foto: Wiradesa)

Kreativitas para petani di Semanu, Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, layak diacungi jempol. Mereka menanam tanaman melon di bekas galon air mineral. Tanamannya subur, hasilnya bagus.

Para petani di Semanu Gunungkidul tidak patah semangat, meski tanah sawah dan pekarangannya tandus. “Para petani di Tambakrejo Semanu dalam bertani menggunakan sistem petani cerdas air,” ujar Tri Madi Wiyono, pendiri Studio Tani Kalisuci, Kamis 7 Desember 2023.

Dengan sistem petani cerdas air, para petani mampu menanam melon, cabai, tomat, bawang merah, dan loncang, tanpa air yang banyak. Tidak menyirami tanaman setiap hari, tetapi hasilnya bagus. Baik dari segi kuantitas, maupun kualitasnya.

Cara Bertani di Gunungkidul ini menarik. Dengan bekas galon air, mereka menanam melon, sedikit air, tetapi hasilnya bagus. Hasil panennya bisa meningkatkan pendapatan ekonomi keluarga.

Setiap satu tanaman menghasilkan dua buah melon. Satu melon beratnya 2,4 kilogram. Sehingga satu tanaman menghasilkan 4,8 kilogram buah melon. Jenis melon yang ditanam melon Golden Kinanthi, Rock Melon, dan Inthanon.

Baca Juga:  Ibu-ibu P2L Desa Wisata Adiluhur Ikuti Pelatihan Olah Telang
Buah melon Golden Kinanthi hasil petani cerdas air di Semanu Gunungkidul, Kamis (7/12/2023). (Foto: Wiradesa)

Mananam melon dengan sistem petani cerdas air tidak perlu lahan yang luas. Hanya memanfaatkan pekarangan atau pelataran di sekitar rumah, sudah bisa untuk berbudidaya tanaman buah melon. Caranya dengan memanfaatkan galon bekas ditambah media tanam.

Media tanamnya dengan sekam bakar dan tanah. Perbandingannya 1 banding 1. Sedangkan pupuknya pakai pupuk organik bisa kompos atau bisa kotoran hewan (kohe). Jadi sebaiknya, para petani selain menanam buah dan sayuran, juga memelihara hewan ternak. Karena kohenya bisa untuk pupuk tanaman.

Di Padukuhan Tambakrejo, Kalurahan Semanu, Kecamatan Semanu, Kabupaten Gunungkidul, sudah ada 15 warga yang berbudidaya tanaman buah dan sayur-sayuran dengan menerapkan sistem petani cerdas air. Mereka membangun tempat, semacam green house di sekitar tempat tinggalnya. Hasilnya, bisa meningkatkan pendapatan ekonomi, menggairahkan hidup, dan membahagiakan. (Ono)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *