BANTUL – Kedisiplinan, ketertiban, dan ketaatan pada peraturan atau hukum di Indonesia masih memprihatinkan. Meski sudah jelas dilarang, tetapi masyarakat tidak mengindahkannya, cuek, seperti tidak melakukan kesalahan.
Ketidaktertiban dan ketidaktaatan masyarakat terhadap aturan itu terlihat di atas atau sepanjang Jembatan Pandansimo. Meski ada papan pengumuman “Anda Dalam Pengawasan CCTV. Dilarang Berhenti dan Memarkirkan Kendaraan di Atas/Sepanjang Jembatan”, namun masyarakat, khususnya wisatawan tetap melanggarnya.
Berdasarkan pengamatan Wiradesa.co, Kamis 30 Oktober 2025, ada tiga bus pariwisata dan empat mobil pribadi yang parkir di atas Jembatan Pandansimo. Penumpangnya turun dan berfoto bersama di tengah jembatan berlatarbelakang ornamen khas gunungan dan indahnya pemandangan muara Sungai Progo.

Selain itu juga ada rombongan komunitas sepeda yang berhenti dan memenuhi jalan untuk foto bersama. Para penggemar gowes itu memarkirkan sepedanya di bahu jembatan dan mereka berdiri berjajar memenuhi jalan untuk foto bersama. Tentu saja tindakan ini selain melanggar aturan, juga mengganggu pengguna jalan yang melintas di Jembatan Pandansimo.
Ancaman pidana kurungan atau denda paling banyak Rp 250.000 juga tidak dihiraukan oleh para pedagang. Ada beberapa pedagang dengan kendaraan sepeda motor, berhenti di tengah jembatan dan berjualan, tanpa merasa melanggar aturan.
Jembatan Pandansimo yang menghubungkan wilayah Kapanewon Srandakan Bantul dan Galur Kulonprogo, kini menjadi objek wisata yang lagi viral. Banyak wisatawan yang berdatangan, untuk foto bersama dan berselviria.

Jembatan yang dibuka 29 september 2025, memiliki panjang total 2.300 meter dengan bentang utama 675 meter dan lebar rata-rata 24 meter. Jembatan ini menggunakan teknologi inovatif seperti Corrugated Steel Plate (CSP) untuk kekuatan dan stabilitas serta timbunan ringan mortal busa yang ringan untuk konstruksi di tanah lunak. Selain itu dilengkapi juga dengan Lead Rubber Bearing untuk meredam guncangan gempa.
Desain jembatan melengkung dengan ornamen berbentuk gunungan di tengah jembatan dan alat pertanian tradisional, luku, untuk panel surya berjajar di sepanjang jembatan, membuat Jembatan Pandansimo cukup fenomenal dan istagramabel. Apalagi pemandangan di muara Sungai Progo dengan laut selatan membuat visual menjadi fantastis.
Sayangnya para wisatawan masih belum tertib menaati aturan. Dan pembuat aturan juga tidak menyiapkan sarana yang memadahi, seperti tempat parkir kendaraan wisatawan di ujung awal jembatan di Ngentak, Poncosari, Srandakan, Bantul, dan akhir jembatan di Banaran, Galur, Kulonprogo.
Sebenarnya sudah disiapkan jalur pejalan kaki di kanan kiri jembatan, dan ruang istirahat di pertengahan jembatan. Jika ada tempat parkir yang representatif di ujung dan akhir jembatan, maka wisatawan bisa berjalan santai menyusuri Jembatan Pandansimo sambil menikmati indahnya Sungai Progo dan Laut Selatan. (Ono)








