Ngabuburit Membuat Makrame di Kasongan

Ngabuburit, menyatukan benang dengan teknik simpul menjadi kerajinan makrame diselenggarakan 'Nonton Bareng' di Stay Bareng Kasongan. (Foto: Wiradesa).

BANTUL-Benang katun putih berukuran 4 mm dapat diubah menjadi kerajinan tangan makrame. Kerajinan tangan makrame dapat mengubah benang yang bentuknya besar seperti tali menjadi barang yang punya nilai estetika dan daya guna.

Bentuk hasil kerajinan makrame yang paling populer salah satunya hiasan dinding. Untuk membuat sebuah hiasan dinding kerajinan makrame, dibutuhkan beberapa helai benang atau tali untuk disatukan dengan teknik simpul.

Pada acara bertajuk “Seni Merilis Emosi Melalui Makrame” yang diselenggarakan Sabtu lalu (6/4/2024) oleh Nonton Bareng, sebanyak 20 peserta yang hadir mempelajari keterampilan makrame untuk membuat hiasan dinding.

Keterampilan membuat makrame dipandu Wiji Nurlasari, lulusan Kriya Tekstil dari Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Wiji mengaku telah menggeluti keterampilan makrame sejak semester enam semasa duduk di bangku kuliah. Saat itu ia mendapat mata kuliah makrame dan sebenarnya baru mengetahui keterampilan ini lewat mata kuliah tersebut.

“Tapi dari situ akhirnya setelah 2020 malah jadi hobi. Karena saat itu kan pandemi dan merasa bosan,” terangnya.

Baca Juga:  40.594 Peserta Ikut Seleksi CBT Ujian Masuk UGM

Sebelum mengenalkan berbagai teknik simpul makrame, Wiji menjelaskan bagaimana definisi, sejarah dan fungsi keterampilan makrame di masa lampau hingga saat ini. Keterampilan makrame yang berasal dari Timur Tengah tidak hanya menghasilkan barang yang dapat digunakan sebagai hiasan dekoratif semata, namun juga dapat menghasilkan barang-barang fungsional.

Wiji kemudian mengajarkan dua teknik simpul sederhana pada para peserta yakni square knots dan half hitch. Square knots digunakan untuk membentuk pola kontak pada empat helai benang dan teknik half hitch digunakan untuk membentuk pola diagonal.

Dari dua teknik simpul sederhana itu para peserta dapat berkreasi membuat hiasan dinding sesuai dengan keinginan masing-masing. Sehingga tiap peserta menghasilkan hiasan dinding dengan pola hiasan yang berbeda-beda hanya dengan dua teknik simpul sederhana.

Pembuatan keterampilan makrame ini berlangsung menjelang buka puasa bertepatan di Stay Bareng di Kasongan. Meski terkesan sederhana menggunakan dua teknik simpul, para peserta mengerjakan hiasan dinding makrame ini hingga azan berkumandang. Kegiatan pembuatan makrame dapat mengisi waktu luang menjelang buka puasa atau ngabuburit. (Asy Syifa Salsabila)

Baca Juga:  Dr Ninik Rahayu Bicara di Depan Ratusan Pemimpin Redaksi dan Perusahaan Pers Siber, “Dewan Pers Hanya Melindungi Karya Jurnalistik Berkualitas”

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *