Wiradesa.co – Masyarakat Gunungkidul dalam beberapa tahun terakhir ini antusias membuat pasar baru yang memadukan unsur kuliner, wisata, dan kearifan lokal (tradisi). Pasar baru yang kini mulai ramai adalah Pasar Srawung di Desa Beji, Kecamatan Patuk, Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta.
Pasar Srawung letaknya di pinggir Kali Oya bersebelahan dengan Wulenpari. Untuk menuju lokasi pasar, pengunjung harus melewati jembatan gantung buatan warga dan berjalan di jalan setapak di pinggir kali.
Kegiatan Pasar Srawung hanya sepekan sekali setiap Minggu Kliwon. Ada sekitar 30 pedagang yang menjajakan dagangannya, yang kebanyakan kuliner. Aneka makanan tradisional ditawarkan ke pengunjung, antara lain tiwul, gatot, gudangan, gudeg, sayur lodeh, lombok ijo, dan makanan khas Gunungkidul.
“Adanya Pasar Srawung berdampak positif bagi warga sekitar, khususnya warga Beji,” ujar Edi Sutrisno, Kepala Desa Beji, saat bertemu Minggu Pagi di Wulenpari, Rabu (22/7/2020). Dampak positif itu antara lain, warga mulai semangat berdagang. Kalau sebelumnya hanya bertani, sekarang berdagang. Sehingga pendapatannya meningkat. Tentunya kesejahteraannya juga meningkat.
Pasar Srawung sesuai dengan namanya tempat untuk bertemu antarwarga, tidak hanya warga di sekitar Beji saja, tetapi juga warga dari kota atau berbagai daerah. Mereka berinteraksi, bertransaksi, saling mengenal, dan berbahagia bersama.
Selain itu, masyarakat juga bisa berolahraga, refreshing, dan menghirup udara segar perdesaan yang asri. Untuk menuju lokasi pasar, pengunjung berjalan, berolahraga, menyusuri jalan setapak pinggir kali. Setelah sampai lokasi pasar, pengunjung bisa duduk-duduk di bawah pohon-pohong rindang, sambil menikmati jajanan khas desa.
Keberadaan Pasar Srawung belum lama. Baru tiga kali dilaksanakan. Namun sudah mulai ramai. Ke depan, lokasi pasarnya bisa diperluas. Warga tidak hanya berdagang makanan saja, tetapi juga menjajakan aneka kerajinan, penampilan kesenian tradisi, dan berbagai produk yang dihasilkan warga desa. (*)