KULONPROGO – Menghadapi berbagai perubahan seperti halnya perubahan perilaku konsumen dalam budaya digital, para pengelola pasar, pedagang pasar perlu meningkatkan kapasitas mereka agar tetap memiliki daya saing kuat. Di samping mampu bertahan dengan meningkatnya kapasitas diharapkan omzet perdagangan akan turut meningkat.
Hal itu di ungkapkan Hana Sukemi dari Garda Transformasi Formal Usaha Mikro (Transfumi) saat tampil sebagai narasumber memberikan training motivasi di hadapan 45 pedagang Pasar Brosot, Galur, Selasa 26 Oktober 2021.
“Hal mendasar yakni kemampuan membaca peluang bisnis sangat diperlukan. Kiranya dagangan apa yang bakal tetap laku di kala musim pandemi seperti terjadi pada saat ini. Agar pedagang tetap isa oleh duit, isa mangan (bisa dapat duit, bisa makan-red),” kata Hana Sukemi yang sehari-hari tinggal di Jogoyudan, Wates.
Perputaran uang di pasar tradisional menurut Hana Sukemi relatif masih jalan justru pasar modern seperti halnya mal yang banyak terpengaruh dengan kondisi saat ini. Mengantisipasi arus digital pada berbagai sendi kehidupan termasuk dalam bidang perdagangan, Hana Sukemi berpesan kepada para pedagang pasar agar senantiasa berhitung perihal kekuatan dan kelemahan diri.
“Potensi diri sebagai kekuatan itu yang harus dikuatkan. Mulailah masuk ke belantara digital. Rambah pemasaran online. Terutama bagi pedagang yang muda-muda. Meski jualan di pasar tradisional tak ada salahnya melek digital marketing. Melek media sosial. Terus belajar seluk-beluk pemasaran online biar tak ketinggalan dengan yang lain,” bebernya.
Bila potensi diri sudah ditingkatkan setahap demi setahap, lanjutnya, para pedagang mesti mengukur kekurangan atau kelemahan serta mengelola kelemahan tersebut sebaik-baiknya.
“Tak-tik atau politik bisnis bisa diterapkan misal pada transaksi, cara penawaran. Terkadang bila yang beli konco dewe atau teman sendiri, harga jual sudah dikasih murah eh harga masih ditawar. Nah menghadapi kondisi seperti itu bagaimana caranya agar jualan tetap dapat untung, pertemanan juga terjaga baik,” papar Hana Sukemi yang kemudian juga menerangkan perihal perlunya para pedagang pasar mengurus Nomor Induk Berusaha (NIB). Para pedagang yang sehari-hari jualan berbagai barang kebutuhan dari keperluan sandang, pangan dan kebutuhan rumah tangga banyak yang minat dan mengambil blangko NIB yang disodorkan Hana Sukemi.
Pada acara yang bertajuk pelatihan manajemen usaha bagi para pedagang pasar yang diselenggarakan Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kulonprogo itu tampil pula sejumlah narasumber seperti Noor Rakhman Erwiyanto yang menyampaikan materi manajemen warung dan digitalisasi warung serta perkembangan bisnis ritel disampaikan M Zaki. (Sukron)