Dari Kebun Organik, Kopi Rohmat Punya Cita Rasa Moka

KULONPROGO – Duduk berlama-lama di kedai kopi Rohmat rasanya sungguh nikmat. Kopi, kata Rohmat, sang pemilik kedai, sebagian besar diproses secara natural. Usai dijemur proses roasting dilakukan sendiri.

Kopi hasil petik kebun organik, diolah oleh kelompok ibu-ibu dasawisma tetangga Rohmat. Proses pengolahan menghasilkan citarasa kopi yang khas dan otentik. Selain itu, tempatnya nyaman, sejuk, dikelilingi banyak pohon, seperti pohon kopi, pohon pisang, pohon coklat, dan pohon rindang lainnya.

Biji kopi merah siap petik (Foto: Syarifuddin/wiradesa.co)

Tempat yang disediakan di kedai yang punya nama Al-Barokah itu, juga menarik. Ada beberapa kursi panjang sebagai tempat duduk. Mengikuti kontur kemiringan tanah bangunan dibuat bertingkat. Tersedia beberapa gazebo, tempat duduk lesehan terbuat dari bambu.

Sambil menikmati kopi, di kedai itu tamu bisa menikmati ‘orkestra’ alam berupa gemercik air dari sungai yang berada di tepi bawah gazebo. Sehingga cukup memberikan ketenangan.

Rohmat berkisah, kedai kopi miliknya berdiri sejak 2014 lalu. Pertama didirikan, berkapasitas 20 orang. Kemudian seiring makin majunya usaha kedai dan pengemasan kopi, tempat makin tertata rapi dan diperluas. Kini muat 200 orang.

Baca Juga:  Serabi, Jajanan Lawas yang Masih Dicari

“Awalnya di sini muat dua puluh orang. Ya pokoknya berkembang seperti ini tidak sekaligus. Berkembangnya satu gazebo, satu gazebo, dan seterusnya. Jadi melihat perkembangan. Kalau berkembang baru tambah fasilitas,” katanya.

Untuk menunya bervariasi, ada kopi luwak original, kopi ijo, kopi robusta, kopi arabika, kopi lanang, kopi jahe, kopi susu, jahe gula jawa, teh gula batu, teh panas, teh dingin, jeruk panas, jeruk dingin susu coklat panas, susu putih panas, susu coklat dingin, susu coklat panas, coklat panas, coklat dingin, susu jahe, teh jahe, teh serai gula batu, lemon tea. Selain minuman, di kedai tersebut juga menyediakan snack dan makanan.

Kopi-kopi yang dijual Rohmat merupakan kopi petikan sendiri dari kebun seluas 6000 meter miliknya. Proses pengolahan kopi dia kelola sendiri. Sedangkan ciri khas kopi Rohmat, ada cita rasa moka tipis di setiap seduhannya.

“Ciri khas pertama, kebunnya organik, karena tidak memakai pupuk kimia. Yang kedua, kopinya punya rasa moka,” kata Rohmat saat ditemui Wiradesa.co, di Kedai Al-Barokah, Mandigondo, Sidoharjo Samigaluh, Kulonprogo, Daerah Istimewa Yogyàkarta, Jumat 19 Februari 2021.

Baca Juga:  Kunir Putih Banyak Khasiat dan Harganya Murah

Menurutnya, rasa moka yang timbul di seduhan kopinya itu, berasal dari cara dia menanam. “Timbulnya rasa moka di kopi, karena proses menanam kopinya bersebelahan dengan tanaman kakau. Dua kopi satu kakau. Jadi persilangan akar itulah yang membuat timbulnya rasa moka pada kopi,” tutur mantan pekerja bangunan tersebut.

Seduhan kopi arabika ditemani camilan geblek khas Kulonprogo di Kopi Rohmat (Foto: Syarifuddin/wiradesa.co)

Merawat dan mengelola kopi sudah dilakukan Rohmat sejak belasan tahun lalu hingga saat ini. “Saya merawat kopi sudah sejak kecil. Jadi terbiasa merawat kopi sudah turun-temurun dari si mbah saya. Terus bapak saya, kemudian saya yang melanjutkan merawatnya,” katanya. Boleh dibilang, usaha kopi Rohmat, maju pesat. Selain melayani para penikmat kopi yang datang ke kedai, dia juga melayani penjualan kopi kemasan. “Untuk saat ini, permintaan kopi kemasan atau kopi bubuk, aneka varian, paling tidak harus menyediakan 50 kilogram kopi sebulannya,” tutur Rohmat. (Syarifuddin)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *