Among-among: Rasa Syukur Atas Rezeki

KEBUMEN – Among-among sering dibuat oleh sebagian besar warga Padukuhan Karanggede, Desa Tambakagung, Klirong, Kebumen. Among-among masih dianggap sebagai tradisi yang ada di desa.

“Among-among dibuat sebagai ungkapan rasa syukur atas rezeki yang didapat. Selain itu, bisa juga untuk bersedekah kepada tetangga di sekitar rumah,” ujar Siti Robingah, salah satu juru masak di Dukuh Karanggede, RT 04 RW 02.

Menurut Siti, tradisi among-among menggambarkan keimanan, kesederhanaan, kebersamaan dan kepedulian kepada sesama. Tradisi among-among dapat menambah guyub rukun di lingkungan sekitar. Among-among diberikan kepada tetangga dan saudara di dekat rumah. Jenisnya antara lain among-among ulang tahun, among-among ungkapan rasa syukur, among-among weton dan among-among setelah tujuh hari acara pernikahan pengantin.

Sayuran dan bumbu dapur untuk membuat among-among (Foto: Nur Anggraeni/wiradesa.co)

Adapun bentuk among-among seperti nasi kuning, nasi putih dan sayur-mayur serta lauk. Terkadang, ada juga warga yang membuat dengan bubur beras putih dan jenang merah. Semua disesuaikan dengan keinginan warga yang akan membuat among-among. “Sebagian besar warga Karanggede tidak begitu mengartikan makna among-among yang dibuat. Pada dasarnya, tradisi tersebut dibuat untuk mengungkapan rasa syukur kepada Alloh SWT,” tutur Siti kepada wiradesa.co, Minggu, 20 Februari 2021.

Baca Juga:  Pertunjukan Membakar Ala di Rumah Tua Bienalle Jogja
Nasi kuning among-among yang dibagikan buat tetangga sekitar (Foto: Nur Anggraeni/wiradesa.co)

Dengan among-among, warga bisa nguri-uri budaya sendiri. Tradisi ini bisa tetap terjaga dan dilestarikan secara turun-temurun dari zaman leluhur. Selain itu, warga juga berterima kasih kepada malaikat yang telah menjaga (ngemong) setiap langkah hidup di dunia. Manusia sudah selayaknya bersyukur atas hasil bumi yang dapat dipanen dan bisa diproduksi sendiri. Namun, zaman semakin berkembang sekarang masyarakat banyak yang tidak percaya. Barangkali karena dianggap kuno dan merepotkan. (Nur Anggraeni)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *