KULONPROGO – Para pelaku UMKM (Usaha Mikro Kecil dan Menengah) dan Pokdarwis (Kelompok Sadar Wisata) di Kabupaten Kulonprogo mengajak Wiradesa.co, penerbit berita desa, untuk bekerjasama. Para pengusaha dan pelaku wisata merasakan media berperan penting dalam pengembangan pariwisata.
Keinginan tersebut dikemukakannya saat mengikuti Workshop Pengelolaan Wisata Desa di Joglo Padepokan Kilen Lepen Karangwetan, Salamrejo, Sentolo, Sabtu 26 Agustus 2023. Harapan para pengusaha dan pelaku wisata di Kulonprogo itu langsung disambut positif oleh Sihono HT, Founder Wiradesa.co.
Pelaku UMKM dan Pokdarwis di Kulonprogo menyadari jika media merupakan salah satu unsur penting dalam pengembangan pariwisata. Unsur lain yang berperan penting, yakni pemerintah, akademisi, komunitas, dan pengusaha. Jika kelima unsur ini kompak dan bekerja bersama, maka pengembangan wisata akan berjalan dengan baik dan mensejahterakan masyarakat.
Purnomo, Ketua Pokdarwis Tuksono, meminta nomor kontak Wiradesa.co untuk berbagi informasi potensi wisata desa dan mengutarakan keinginannya untuk menjalin kerjasama. Dia mengungkapkan ada beberapa destinasi wisata di Kalurahan Tuksono, di antaranya Bendung Kamijoro dan Gunung Dayakan, tetapi kurang terpublikasikan.
Sedangkan Kemiran, pegiat Wisata Edukasi Ternak Lebah di Kokap, mengungkapkan sudah memiliki channel YouTube sendiri. Namun kontennya belum optimal, baik dari sisi kuantitas maupun kualitas. Sehingga viewer-nya belum banyak. “Kami memiliki channel YouTube sendiri. Apa bisa kerjasama dengan Wiradesa, Pak,” ungkap Kemiran.
Sihono HT, Founder Wiradesa.co yang menggagas Sekolah Jurnalisme Desa, menyambut positif ajakan Ketua Pokdarwis Tuksono, pelaku Wisata Edukasi Ternak Lebah Kokap, dan para peserta Workshop Pengelolaan Wisata Desa. “Untuk kemandirian desa dan kesejahteraan masyarakat desa, kami siap bekerjasama dengan siapapun, apalagi dengan para pengusaha UMKM dan Pokdarwis. Ayo kita laksanakan segera,” tegas Sihono.
Asesor Uji Kompetensi Wartawan (UKW) ini memaparkan selama melakukan reportase bidang pariwisata di Daerah Istimewa Yogyakarta, Wiradesa.co menemukan fenomena yang menarik, bahwa di balik kesuksesan desa wisata di DIY ada orang “GILA” di belakangnya. Contohnya di Tebing Breksi ada Kholiq Widianto, di Mangunan ada Purwo “Ipung” Harsono, di Nglanggeran ada Sugeng Handoko, di Tinalah ada Galuh Alif Fahmi, di Bendung Lepen ada Slamet Haryanto, dan di Pasar Kebon Empring ada Titik Ai Luh.
Pernyataan para orang “GILA” di balik suksesnya desa wisata itu sangat menyentuh perasaan dan pikiran. Seperti yang diungkapkan Kholiq Widianto. “Saat wisatawan sepi, ekonomi terpuruk, kami tidak larut dalam kesedihan. Kami justru siang malam bekerja untuk penataan lanskap, memperbaiki jalur wisata, membangun tempat ibadah, pendapa, dan sarana wisata lainnya,” ujar Kholiq Widianto, Ketua Pengelola Tebing Breksi, Senin (14/9/2020). (https://www.wiradesa.co/masa-pandemi-waktu-bersolek-diri-tebing-breksi-lokomotif-penggerak-ekonomi-desa/).
Selanjutnya, Purwo “Ipung” Harsono menyatakan hal yang tidak kalah menariknya. “Kami merancang Abinaya Reksa Buana itu kita ingin menyampaikan semangat merawat bumi. Konservasi itu menjadi daya tarik yang kuat untuk mendatangkan wisatawan asing,” papar Mas Ipung yang menjadi tokoh penggerak di balik kesuksesan 11 destinasi wisata di wilayah Mangunan dan sekitarnya. (https://www.wiradesa.co/peserta-sekolah-jurnalisme-desa-2-di-bantul-tandatangani-prasasti-seribu-batu/).
Sugeng Handoko mengungkapkan Langkah-langkah yang dijalankan untuk mengembangkan Desa Wisata Nglanggeran. “Tiga langkah mengelola wisata desa, yaitu konservasi lingkungan, melibatkan anak-anak muda, dan memanfaat perkembangan teknologi informasi”. (https://www.wiradesa.co/penerima-satyalancana-kepariwisataan-2023-sugeng-handoko-tiga-langkah-mengelola-wisata-desa-di-nglanggeran/).
Sedangkan Galuh Alif Fahmi Rizky menegaskan Dewi Tinalah menerapkan strategi digital marketing yang inovatif dan menghadirkan pengalaman wisata yang menarik melalui platform online. Hal ini memungkinkan untuk menjangkau wisatawan dari berbagai belahan dunia dan memperkuat pertumbuhan ekonomi lokal. (https://www.wiradesa.co/gotong-royong-membangun-peradaban-dan-pertumbuhan-global-dari-desa/).
Mas Yanto (Slamet Haryanto), tokoh pengubah kampung yang dulu kumuh, tempat pembuangan sampah, dan lokasi prostitusi, kini menjadi kampung yang bersih dan berakhlak. Dia memiliki idealisme dan semangat yang luar biasa. “Slogan kami semangat tanpa sambat, peduli adalah solusi, agar tumonjo, kroso, tumoto,” ujar Mas Yanto saat berbincang dengan Wiradesa.co di sebuah warung makan Bendung Lepen, Rabu 9 November 2022.(https://www.wiradesa.co/bendung-lepen-gajah-wong-mendatangkan-rezeki-terasa-nyaman-dan-terlihat-indah/).
Perempuan “GILA” di balik Pasar Kebon Empring, Titik Ai Luh, menegaskan para inisiator sudah siap lahir batin untuk menciptakan “mata air” kehidupan bagi masyarakat. Meski kecil, pengurus berusaha agar “mata air” tersebut terus mengalir, menyejukkan, menyenangkan, dan membahagiakan masyarakat desa yang telah lama hidup dalam kekurangan.(https://www.wiradesa.co/pasar-kebon-empring-makin-besar-kumandange/).
Jika dicermati, ternyata orang “GILA” di balik kesuksesan desa wisata itu seorang yang teguh pada pendirian, idealismenya kuat, pekerja keras, pantang menyerah, pelestari lingkungan, dan melek teknologi informasi. Mereka melakukan sesuatu yang diniatkan untuk ibadah dan ingin bermanfaat bagi kesejahteraan masyarakat. (Ono Jogja)