BANTUL – Peserta Sekolah Jurnalisme Desa (SJD) Angkatan ke-2 (#2) di Kabupaten Bantul, Minggu 16 April 2023, menandatangani Prasasti Seribu Batu. Prasasti ini menegaskan kesiapan para pemuda-pemudi desa untuk belajar, berkarya, dan berbagi informasi potensi desa bagi kemandirian dan kesejahteraan masyarakat desa di Indonesia.
Setelah ditandatangani 40 orang peserta dan 2 narasumber SJD #2, Prasasti Seribu Batu dibacakan Risky Nurindah Sari, salah satu peserta dari Kalurahan Gadingsari dan ditirukan oleh semua peserta di pelataran Seribu Batu Songgo Langit Mangunan. Usai pembacaan prasasti, mereka berteriak mengungkapkan salam SJD “Belajar Berkarya Berbagi”.
Mereka yang menandatangani Prasasti Seribu Batu, yakni Hidayat Faisal Falah dari Kalurahan Srimulyo, Dito Pratama Putra (Srimulyo), Agung Bimo Wicaksono (Srimulyo), Muhammad Noor Wicaksono (Srimulyo), Imana Khusniati (Srimulyo), Ragil Sanjaya (Ringinharjo), Fatolani (Ringinharjo), Agus Tejo Santosa (Ringinharjo), Pandhu Arya Saputra (Ringinharjo), Satria Hari Prawoto (Ringinharjo), Febri Rhojulan Samlan (Ringinharjo).
Selanjutnya Satya Riza dari Kalurahan Sendangsari, Erziz Warmansyah (Srigading), Yuono Purwanto (Pleret), Sudebyo (Pleret), Eko Sapto Nugroho (Pleret), Ringgasari (Pleret), Dewi Orisya Suryandini (Pleret), Nur Ziyatun (Pleret), Dian Fitriana (Bantul), Gloria Ratna Puspita Dewi (Bantul), Aril Kurniawan (Gadingsari), Risky Nurindah Sari (Gadingsari), Tuharno (Dlingo), Ayu Bella Pratiwi (Dlingo).
Kemudian Farhan Novianto dari Kalurahan Imogiri, Arista Rachmajati (Imogiri), Tuwarji (Srigading), Rusdy Santoso (Panggungharjo), Aji Santoso (Canden), Suryani (Baturetno), Asih Lestari (Baturetno), Vitus Kevinda Bramantya V (Panggungharjo), Fernanda Wahyu Prasetyo (Potorono), Mela Shelvanda (Potorono), Zunnita Wihar Meyla (Mangunan), Aris Purwanto (Mangunan), Muhammad Haris Ramadhan (Mangunan), Nuriyawan (Mangunan), dan Endra (Mangunan).
Prasasti Seribu Batu juga ditandatangani Sihono HT, Founder Wiradesa Group, dan Purwo “Ipung: Harsono, Ketua Koperasi Jasa Noto Wono. “Kami mendukung sikap para pemuda-pemudi desa di Kabupaten Bantul yang siap belajar, berkarya, dan berbagi informasi potensi desanya,” ujar Mas Ipung.
PRASASTI SERIBU BATU
Kami pemuda-pemudi desa dari Kabupaten Bantul siap belajar, berkarya, dan berbagi informasi potensi desa bagi kemandirian dan kesejahteraan masyarakat desa di Indonesia.
Bantul 16 April 2023
Prasasti Seribu Batu dirancang, ditandatangani, dan dibacakan oleh para peserta SJD #2 di Seribu Batu Songgo Langit. Ada 30 kata dan setiap peserta menuliskan satu kata dan tandatangan. Sehingga semua peserta menorehkan sejarah yang diharapkan menjadi pegangan bagi para pemuda-pemudi desa untuk membangun desanya melalui jurnalisme.
SJD #2 di Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, berlangsung dua hari, Sabtu dan Minggu (16/4/2023). Pada hari pertama diisi dengan belajar bersama tiga narasumber, Taufiq Kamal, Lurah Pleret, Purwo “Ipung” Harsono, Ketua Koperasi Jasa Noto Wono, dan Sihono HT, Founder Wiradesa Group.
Sebelum berdiskusi dengan peserta SJD #2, Mas Lurah Taufiq Kamal mengungkapkan betapa hebatnya tulisan bagi perjalanan hidupnya. Ternyata apa yang saat ini dialami itu sudah dituliskannya satu dua tahun yang lalu. Seperti menjadi lurah, merumuskan visi misinya, dan apa yang diinginkan, itu sudah dituliskannya jauh-jauh hari.
Maka, Taufiq Kamal, menyarankan kepada para peserta SJD untuk menulis. Tentunya menulis yang baik dan menerawang jauh ke depan. “Menulislah dengan hati dan sungguh-sungguh, usahakan jangan hanya menulis fakta saja, tetapi juga menulis masa depan desa,” ujar Mas Lurah Pleret.
Sedangkan Purwo “Ipung” Harsono mengingatkan kepada para peserta SJD untuk peka menangkap perkembangan dunia. Setelah mengetahui kecenderungan dunia, maka buatlah karya yang menyesuaikan dengan trend masa depan. “Kami merancang Abinaya Reksa Buana itu kita ingin menyampaikan semangat merawat bumi. Konservasi itu menjadi daya tarik yang kuat untuk mendatangkan wisatawan asing,” papar Mas Ipung yang menjadi tokoh penggerak di balik kesuksesan 11 destinasi wisata di wilayah Mangunan dan sekitarnya.
Sihono HT yang pernah aktif selama 30 tahun menekuni dunia kewartawanan membekali peserta SJD untuk menjadi pewarta desa. Sebelum berbagi pengalamannya, penguji kompetensi wartawan Indonesia ini meminta kepada semua peserta untuk memperkenalkan diri dengan menyebutkan nama, asal desanya, dan potensi desanya yang layak dipublikasikan.
Setelah mengetahui potensi desa dari para peserta SJD, selanjutnya mantan Ketua PWI DIY dua periode (2010-2015 dan 2015-2020) dan sekarang mendirikan Wiradesa Group meminta kepada semua peserta SJD untuk membuat karya jurnalistik berupa teks (berita), foto, dan video berbasis potensi desanya masing-masing. Lantas hasilnya dievaluasi bersama.
Dari hasil evaluasi karya peserta SJD disimpulkan, para pemuda-pemudi desa yang berminat di bidang jurnalistik, masih harus terus belajar untuk penentuan tema dan topik, pengayaan acuan atau latarbelakang, pemilihan sudut pandang (angle), pemilihan narasumber dan apa saja pertanyaan kepada narasumber.
Selanjutnya ahli pers Dewan Pers ini menugaskan para peserta SJD untuk menentukan tema, topik, acuan, sudut pandang, narasumber, dan daftar pertanyaan. Tugas ini boleh dikerjakan di rumah dan dikoordinasikan kembali setelah pelaksanaan SJD melalui grup whatsapp atau email. Cara seperti ini yang diharapkan koordinator peserta, Asih Lestari, mewakili seluruh peserta SJD #2 di Kabupaten Bantul.
Pelaksanaan SJD #2 di Kabupaten Bantul didukung Perum Peruri. Semula pelaksana dari Wiradesa Group membatasi peserta hanya 25 orang. Namun karena antusiasme para pemuda-pemudi desa di Bantul sangat tinggi, maka pendaftarnya sampai 47 orang. Agar lebih banyak manfaatnya, maka semua pendaftar diikutkan untuk belajar, berkarya, dan berbagi informasi potensi desa. Selanjutnya pelaksanaan SJD #3 akan dilaksanakan di Kabupaten Gunungkidul. (*)