SLEMAN-Sekretariat Kapanewon Depok mengadakan sharing knowledge tentang pengelola media sosial dan website dengan narasumber Riski Damastuti S.Sos, M.A, dosen Prodi Ilmu Komunikasi Universitas Amikom Yogyakarta. Acara bertempat di ruang rapat lantai II Kapanewon Depok, Kamis, (11/7/2024).
Kepala Subbagian Umum dan Kepegawaian Kapanewon Depok, Dian Kartikaningrum, S.H menjelaskan kegiatan ini mengundang para pengelola media sosial dan website Kapanewon Depok beserta pengelola medsos dari 3 kalurahan di Kapanewon Depok yaitu Kalurahan Caturtunggal, Condongcatur dan Kalurahan Maguwoharjo. Diharapkan para pengelola media sosial memiliki keterampilan dalam mengelola medsos. Khususnya dalam perencanaan strategi komunikasi digital, pengelolaan media sosial multi-platform, monitoring dan evaluasi performa akun.
Panewu Anom Kapanewon Depok, Wawan Hariawan, S.IP, M.Si menyampaikan kegiatan bertujuan untuk meningkatkan informasi pemerintahan melalui media sosial dan website karena media sosial sangat berpengaruh dalam informasi saat ini. Bagaimana membuat konten semakin menarik dan bisa dikonsumsi masyarakat melalui media sosial.
“Pengelola media sosial instansi pemerintah dapat menjadikan media sosial sebagai platform untuk menjalankan komunikasi publik dan juga untuk menjalankan komunikasi strategis yang merupakan salah satu inovasi tata kelola pemerintahan dengan memaksimalkan pemanfaatan teknologi. Dan menjadi salah satu jalan keluar permasalahan yang ada di masyarakat. Di samping itu, media sosial juga merupakan sarana pemerintah untuk lebih dekat dengan publik dengan berkomunikasi secara langsung dan memberikan respons dengan segera,” ucap Wawan.
Sementara Riski Damastuti S.Sos, M.A atau biasa dipanggil Mamsky selaku narasumber memberikan tips dan trik dalam mengelola media sosial.
Konten medsos yang dibuat harus relevan dengan target audiens sehingga diperlukan analisis yang tajam. Agar dapat membuat konten yang sesuai audiens yang menjadi sasaran, selanjutnya instansi pemerintah harus membuat konten yang kreatif, menarik atensi audiens terutama di menit-menit awal. Berikutnya harus lebih sering membuat konten video. “Konten video jauh lebih menarik atensi publik ketimbang konten statis seperti foto dan terakhir menganalisis konten. “Dari semua konten-konten yang sudah diunggah ke media sosial, penting untuk mengetahui konten mana yang paling diterima audiens untuk menjadi refleksi, mengetahui konten yang disukai audiens,” ungkap Mamsky.
Ditambahkan Mamsky, media sosial merupakan platform berbasis internet yang mudah digunakan sehingga memungkinkan para pengguna untuk membuat dan berbagi konten (informasi, opini, dan minat). Dalam konteks yang beragam (informatif, edukatif, kritik dan sebagainya) kepada khalayak yang lebih banyak lagi. Sehingga media sosial memiliki efek berantai yang membuat proses transmisi yang terjadi tidak berhenti pada satu audiens pokok saja (multiplier effect). (*)