Penggilingan Tebu Rumahan di Kediri Masih Beroperasi

Penggilingan tebu rumahan di Dusun Kroncong. (Foto: Wiradesa)

Usaha penggilingan tebu rumahan, yang memproduksi gula, sampai sekarang masih dijalankan sejumlah warga desa di Kediri, Jawa Timur. Padahal beberapa tahun terakhir ini banyak pabrik gula yang ditutup atau tidak beroperasi lagi.

Warga desa di Kabupaten Kediri yang masih menjalankan usaha penggilingan tebu, antara lain Muhadi. Penduduk Dusun Kroncong, Desa Purworejo, Kecamatan Kandat, Kabupaten Kediri, ini sudah lama menjalankan usaha penggilingan tebu. Usaha itu dilakukan secara turun temurun.

Menurut Muhadi, masih banyak warga desa di Kediri dan sekitarnya yang menggiling tebu sendiri di rumahnya untuk membuat gula. Usaha penggilingan tebu rumahan tersebut menghasilkan gula awul atau gula setengah jadi.

Sedangkan bahan baku tebunya, selain menanam sendiri juga membeli dari petani. Harga tebu kalau akhir musim guling bisa mencapai Rp 800.000 per kuintal, tetapi kalau persediaan tebu masih tinggi biasanya antara Rp 500.000 sampai Rp 600.000 per kuintal.

Setiap satu kuintal tebu, jika digiling menghasilkan sekitar 25 kilogram gula awul. Tapi hasil gulanya juga tergantung rendemennya. Jika kandungan airnya tinggi, maka akan menghasilkan gula banyak. Sebaliknya jika kandungan airnya rendah, maka hasil gulanya juga sedikit.

Baca Juga:  Safari Ramadhan SMSI Sumut, Serahkan Bahan Pokok ke Panti Asuhan Al Jamiyatul Washliyah

Para penggiling tebu rumahan, biasanya menjual hasil produksinya, gula awul, ke pengepul. Harganya rata-rata Rp 7.000 sampai Rp 8.000 per kilogram. Jika musim giling, pendapatannya lumayan, tetapi kalau tidak musim, penggilingannya tutup. (*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *