KULONPROGO – Sebanyak 17 santri angkatan ke-2 Pesantren Tahfidz Preneur Ulil Albab Kalurahan Pandowan Kapanewon Galur diwisuda, Minggu 25 Juni 2023. Ketua Yayasan Ulil Albab Kulonprogo Budi Santoso SPdI mengatakan, acara wisuda santri sekaligus bersama dengan peresmian Yayasan Ulil Albab Kulonprogo dan pembukaan Tahfidz Anak Usia Dini (Taud) Ulil Albab.
Panewu Kapanewon Galur Drs Sunaryo MM dalam sambutannya mengatakan, kehadiran pesantren memberi secercah jalan bagi para santri pencari ilmu. Apalagi ditambah muatan ilmu entrepreneur. Para pencari kerja dengan perbandingan satu orang mesti bersaing dengan ratusan bahkan ribuan pencari kerja seperti saat seleksi ASN. Maka entrepreneur merupakan jembatan terbaik bagi para pencari kerja.
“Para entrepreneur atau wirausahawan menempatkan diri pada bidang nonformal tapi mereka bisa mengais rezeki halal bahkan bisa berbagi pekerjaan bagi orang lain. Tentu sangat mulia,” kata Sunaryo.
Pesantren, lanjut Sunaryo, juga turut meluruskan kehidupan agama di tengah masyarakat. Ia mencontohkan, di kantor kapanewon diadakan kegiatan mengaji, belajar bagaimana membaca Alquran yang benar.
“Kadang bagaimana membedakan kaf dan kof saja masih keliru, sukun ain sukun hamzah sulit membedakan. Nah lewat pesantren menjadikan anak-anak terbimbing ngajinya. Ngaji yang benar akan membawa selamat fiddunya wal akhiroh. Ayem, tenteram dan damai,” imbuh Sunaryo.
Usai wisuda para santri kembali kepada orangtua. Salah satu pengasuh dan pengajar di Pesantren Tahfidz Preneur Ulil Albab, Ustaz Cahyo mengatakan, santri dipersiapkan sejak dini agar kelak bisa masuk ke pesantren terbaik. Santri dilatih mondok, mengaji dari Asar sampai 20.30 saban hari. Mereka dikenalkan kepada dunia pesantren, tidur dan latihan menginap berkala, antre makan dan tak bisa pesan menu seperti di rumah.
“Para santri belajar seperti di TPA, mereka belajar untuk persiapan masuk ke pesantren. Tiga hal dititikberatkan di sini yakni tentang adab, tahfidz dan entrepreneurship,” jelas Cahyo.
Untuk mengenal entrepreneurship santri belajar kemandirian di pesantren. Belajar bikin produk lalu menjualnya.
“Kami ingin mengajarkan semangat dakwah sekaligus semangat bisnis. Yang menggembirakan, santri yang lulus hari ini mayoritas sudah diterima di pesantren dan boarding school untuk kelanjutan pendidikan mereka,” pungkasnya. (Sukron)