SALAH seorang peternak domba di Kulonprogo kaget dan merasa “terpukul” dengan turunnya harga jual domba, sekarang ini. Karena anjloknya harga jual domba itu sampai 50 persen.
Dengan harga jual domba yang terjun bebas, seorang peternak domba di Kalurahan Sidoharjo, Kapanewon Samigaluh, harus menjual enam ekor dombanya untuk membayar kuliah anaknya.
Sudah menjual enam ekor domba peliharaannya, tetapi tetap tidak cukup untuk membayar praktik keperawatan di rumah sakit wilayah Banjarnegara. Anak seorang peternak domba itu kuliah di Program Pendidikan Ners (Keperawatan) UGM dan saat ini sedang menempuh Program Pendidikan Profesi Ners.
Enam ekor domba yang dijual itu terdiri dari 4 ekor domba yang sudah besar dan 2 ekor cempe atau masih kecil. Domba yang besar laku Rp 800.000 per ekor. Sedangkan yang cempe (kecil) laku Rp 500.000 per ekor.
Sehingga Edi Cahyono, salah seorang peternak domba di Padukuhan Wonogiri, Kalurahan Sidoharjo, dari menjual enam domba memperoleh uang Rp 4.200.000. Padahal untuk membayar profesi perawat anaknya memerlukan biaya sekitar Rp 25.000.000. “Jual wedus hanya untuk sangu ke Banjarnegara saja,” ujar Edi Cahyono.
Salah seorang peternak domba di Wukirharjo, Prambanan, Susmono, mengaku menjual domba yang kecil laku Rp 500.000 per ekor dan yang lepas sapih laku Rp 700.000 per ekor. “Saya jual doroan hanya laku 500 ribu dan jantan lepas sapih hanya 700-an per ekor,” kata Susmono, Selasa 16 September 2025.
Peternak asal Wukirharjo ini mengungkapkan harga domba dan kambing turun sampai 50 persen. Hal ini dipengaruhi oleh daya beli masyarakat yang sangat menurun. “Biasanya warung sate menyembelih dua atau tiga (domba). Sekarang satu ekor pun tak habis,” papar Susmono.
Meski seorang peternak dari perbukitan, daerah kering perbatasan Prambanan dan Gunungkidul, jauh dari kota, tetapi peternak domba ini mampu mengritisi kondisi ekonomi di Indonesia akhir-akhir ini.
Menurutnya, dana yang dikumpulkan dari pajak rakyat, tidak dikembalikan lagi ke rakyat. Sehingga daya beli rakyat menurun. “Dana yang diserap negara dari rakyat, lebih banyak yang tidak dikembalikan ke masyarakat, tapi beredar di lingkup Istana dan Senayan saja,” ujar Susmono, peternak domba di Wukirsari, Prambanan, Sleman. (Ono)








