PADA musim hujan, arus Kali Progo terbilang deras. Volume air juga naik. Kondisi tersebut tak menyurutkan semangat para pemancing ikan yang biasa mencari ikan di kawasan bawah Joglo Kilen Lepen Karangwetan Salamrejo Sentolo.
Sanusi (42) salah satu pemancing menyampaikan, pada musim hujan seperti sekarang, dia lebih mengatur waktu kapan mesti turun ke pinggir kali. Sementara target pancingan tetap ikan nila.
“Kalau pagi hujan, mancingnya sore. Arus deras tak masalah. Karena tarikan pancingnya lebih kuat risikonya ikannya berontak. Tapi banyak terangkatnya asal posisi pancingnya bagus,” kata Sanusi, Senin, 20 Januari 2025.
Sebagai pemancing kawakan, warga RT 20 Padukuhan Karangwetan merasakan ikan hasil pancingan di Kali Progo punya ciri khas dari rasa dagingnya. Jenis ikan nila misalnya, dagingnya lebih keset. Bila digoreng susutnya lebih sedikit. Tentang rasa, ia menilai daging ikan nila Kali Progo lebih gurih ketimbang ikan peliharaan kolam.
“Bila disimpan di kulkas kualitas daging ikan lebih tahan lama. Susutnya sedikit. Mungkin karena di kali ikan banyak gerak. Gesit. Geraknya suka nantang arus Jadi daging lebih padat. Sementara di kolam gerak ikan lebih terbatas,” ungkapnya.
Oleh Sanusi, nila pancingannya biasa digoreng untuk lauk anaknya. Kalau perolehan lagi hoki, ikan nila dimasak mangut. Ikan nila rata-rata yang didapat seukuran empat jari. Meski begitu, bila lagi beruntung ikan nila lebih besar bisa didapatkan.
“Rekor terbesar yang pernah didapat satu ikan nila seberat hampir 1,5 kg,” imbuhnya seraya menyebut umpan yang dia pakai berupa lumut dan rumput kolonjono.
Bagi Sanusi memancing di Kali Progo sudah menjadi rutinitas. Ia sudah mulai memancing sejak masih SD. Dari zaman walesan bambu.
“Umpan tak mahal. Tinggal turun bawa pancing, bawa rokok. Umpan kalau air keruh pakai kolonjono. Kalau air bening pakai lumut,” jelasnya.
Sebagai warga lokal, Sanusi mengungkapkan tiap mancing selalu punya kebiasaan mengucap permisi. Kata-kata permisi atau semacam kulonuwun menjadi pasword kala akan memancing.
“Sudah jadi kebiasaan kalau mau lempar pancing pasti ngucap, amit mbah mau mancing minta ikannya,” ujarnya. Kata permisi atau kulonuwun bagi Sanusi merupakan sugesti tersendiri sekaligus doa. Bawa pulang hasil atau tidak, diakuinya bukan suatu masalah.
“Niatnya memancing buat hiburan. Lebihnya mencari lauk buat anak,” ujar Sanusi yang bekerja sebagai buruh muat di depo pasir daerah Bugel. (Sukron)