Saparan 2025 di Ngablak: Wayangan, Soreng, dan Dangdutan

Satu hari sebelum perayaan Saparan, Minggu (10/8/2025) warga Bandongan Kulon masih memanen hasil sayur mayurnya. (Foto: Wiradesa)

MAGELANG – Selama tiga hari, mulai Senin 11 Agustus 2025, masyarakat Bandongan Kulon, Ngablak, Magelang, menggelar tradisi Saparan. Setiap malam ada pentas kesenian dan hampir semua warga membuka pintu bagi tamu.

Bandongan Kulon merupakan daerah penghasil sayur mayur. Lokasinya di antara tiga gunung di wilayah Ngablak Magelang Jawa Tengah. Tiga gunung yang membuat daerah ini subur dan indah, yakni Gunung Andong, Gunung Telomoyo, dan Gunung Merbabu.

Satu hari menjelang perayaan tradisi Saparan, Minggu 10 Agustus 2025, warga Bandongan Kulon masih memanen hasil tanaman sayur mayurnya. Ada kubis, sawi, lombok, tomat, jipan, selada, dan lainnya.

Saat wartawan Wiradesa.co berkunjung ke Bandongan Kulon, Minggu (10/8/2025), di jalan yang membelah Padukuhan Bandongan Kulon sudah berdiri panggung yang cukup besar. “Panggung itu besok untuk pentas wayang, seni tradisi soreng, dan pentas musik anak-anak muda,” ujar Pak Timbul, tokoh masyarakat di Bandongan Kulon.

Untuk memeriahkan pentas wayangan, warga Bandongan Kulon menghadirkan dalang dari Tamanggung. Sedangkan seni tradisi soreng dimainkan oleh masyarakat sekitar dan dangdutannya oleh anak-anak muda karang taruna.

Baca Juga:  Belajar Membuat Topeng Panji di Sanggar Peni “Omah Batik Kayu” Krebet

Puncak acara Saparan dilaksanakan pada hari Senin Kliwon yang jatuh pada Senin 11 Agustus 2025. Meski belum digelar pesta wujud syukur atas nikmat dan hasil panen tanaman sayur mayur tersebut, tetapi warga sekitar sudah membuka pintu untuk tamu yang berkunjung.

Berbagai makanan dan minuman, seperti jadah, wajik, emping, tape ketan, dan minuman the serta kopi disajikan di ruang tamu. Kebetulan Wiradesa.co berkunjung ke rumah Pak Sumadi, Pak Dibyo, Pak Kabul, Mas Sarwadi, dan Mas Yudi, semuanya disuruh makan besar. Jadi tidak hanya makan minum yang disajikan di meja tamu, tetapi disuruh masuk untuk makan bersama.

Di ruang makan sudah tersedia masakan nasi dan lauk pauknya. Ada ayam goreng, ikan goreng dan semur, daging sapi rendang, bakmi, dan berbagai sayur, serta gudangan. Para tamu yang berkunjung dipersilahkan untuk makan sepuasnya.

Tradisi Saparan di sekitar Gunung Andong, Gunung Telomoyo, dan Gunung Merbabu, tidak hanya pesta kesenian rakyat, tetapi juga wujud syukur atas hasil tanaman sayur mayur yang menghidupinya. Selain itu, juga ada nilai kekeluargaan, berbagi, dan silaturahmi di antara warga perdesaan. (*)

Tinggalkan Komentar